Latest News

Showing posts with label Paus. Show all posts
Showing posts with label Paus. Show all posts

Sunday, December 21, 2014

Muhammadiyah Tak Haramkan Muslim Ucapkan Natal

Muhammadiyah Tak Haramkan Muslim Ucapkan Natal  

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Din Syamsuddin, berjabat tangan dengan Paus Fransiskus dalam Forum Katolik Muslim ketiga di Vatikan, 13 November 2014. Istimewa

Muhammadiyah Tak Haramkan Muslim Ucapkan Natal 

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah membantah organisasinya telah mengharamkan muslim untuk mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani. Organisasi Islam tertua yang didirikan di Yogyakarta tahun 1912 itu belum pernah mengeluarkan fatwa secara resmi yang mengharamkan muslim mengucapkan selamat Natal. (Baca: Syafii Maarif: Selamat Natal seperti Selamat Pagi)

"Kalau pun ada warga Muhammadiyah yang mengharamkan itu perorangan. Biasanya mengacu pada fatwa Buya Hamka," kata Sekretaris Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir, Ahad, 21 Desember 2014. (Baca: Yenny Wahid : Ucapan Natal Tak Lunturkan Keyakinan)
Padahal, menurut Tafsir, fatwa Buya Hamka yang pernah disampaikan pada tahun 1980-an itu dalam kapasitas sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia. "Buya Hamka memang pengurus pusat Muhammadiyah," kata Tafsir.

Menurut Tafsir, hingga sekarang Muhammadiyah membebaskan warganya untuk mengucapkan selamat Natal kepada umat Nasrani. Sikap itu mengacu pada situasi masing-masing warga Muhammadiyah dalam menjaga toleransi sesama umat beragama. (Baca: Ucapan Natal, Yenny Wahid: Jokowi Jangan Dengar FPI)

Ia menjelaskan, membolehkan ucapan Natal berdasarkan niat dan pengakuan sebagai kelahiran Nabi Isa yang diakui oleh umat Kristen sebagai Yesus. Meski ia menyatakan hingga sekarang belum diketahui secara pasti kelahiran itu. "Masalah tanggal kelahiran sama-sama tak tahu, semua berdasarkan ijtihad," katanya.

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah, Ahmad Rofiq, menyatakan masih menghormati fatwa yang dikeluarkan oleh Buya Hamka. Meski begitu, menurut Rofiq, hal itu tak perlu dibesar-besarkan. "MUI tetap menghargai hak-hak umat lain, tak perlu didramatisir," kata Rofiq. (Baca: Syafii Maarif Tiap Tahun Ucapkan Selamat Natal)

Ia menampik tudingan bahwa fatwa yang pernah dikeluarkan oleh MUI itu tak toleran terhadap umat lain. Namun ia menyatakan itu hanya imbauan dalam hubungan ritual agama. "Natal itu ritual ibadah, kalau kami masuk nanti malah jadi masalah," katanya.

Rofiq meminta agar umat melihat sebuah fatwa secara proposional, apa lagi, menurut Rofiq, selama ini MUI sangat toleran terhadap agama lain yang dibuktikan dengan menghargai hari libur nasional dilakukan pada hari Ahad, bukan hari Jumat ketika umat Islam banyak menjalankan ibadah. (Baca: Soal Natal, FPI Anggap Presiden Jokowi Murtad)

"Kami tetap menghargai dan toleran, bahkan dibuat dalam wadah kerukuran antarumat beragama melibatkan tokoh masing-masing," katanya. 

EDI FAISOL

Source : http://www.tempo.co/read/news/2014/12/21/173630022/Muhammadiyah-Tak-Haramkan-Muslim-Ucapkan-Natal



Muhammadiyah Tak Haramkan Muslim Ucapkan Natal

Muhammadiyah Tak Haramkan Muslim Ucapkan Natal

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Din Syamsuddin, berjabat tangan dengan Paus Fransiskus dalam Forum Katolik Muslim ketiga di Vatikan, 13 November 2014. Istimewa

Muhammadiyah Tak Haramkan Muslim Ucapkan Natal 

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah membantah organisasinya telah mengharamkan muslim untuk mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani. Organisasi Islam tertua yang didirikan di Yogyakarta tahun 1912 itu belum pernah mengeluarkan fatwa secara resmi yang mengharamkan muslim mengucapkan selamat Natal. (Baca: Syafii Maarif: Selamat Natal seperti Selamat Pagi)

"Kalau pun ada warga Muhammadiyah yang mengharamkan itu perorangan. Biasanya mengacu pada fatwa Buya Hamka," kata Sekretaris Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir, Ahad, 21 Desember 2014. (Baca: Yenny Wahid : Ucapan Natal Tak Lunturkan Keyakinan)
Padahal, menurut Tafsir, fatwa Buya Hamka yang pernah disampaikan pada tahun 1980-an itu dalam kapasitas sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia. "Buya Hamka memang pengurus pusat Muhammadiyah," kata Tafsir.

Menurut Tafsir, hingga sekarang Muhammadiyah membebaskan warganya untuk mengucapkan selamat Natal kepada umat Nasrani. Sikap itu mengacu pada situasi masing-masing warga Muhammadiyah dalam menjaga toleransi sesama umat beragama. (Baca: Ucapan Natal, Yenny Wahid: Jokowi Jangan Dengar FPI)

Ia menjelaskan, membolehkan ucapan Natal berdasarkan niat dan pengakuan sebagai kelahiran Nabi Isa yang diakui oleh umat Kristen sebagai Yesus. Meski ia menyatakan hingga sekarang belum diketahui secara pasti kelahiran itu. "Masalah tanggal kelahiran sama-sama tak tahu, semua berdasarkan ijtihad," katanya.

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah, Ahmad Rofiq, menyatakan masih menghormati fatwa yang dikeluarkan oleh Buya Hamka. Meski begitu, menurut Rofiq, hal itu tak perlu dibesar-besarkan. "MUI tetap menghargai hak-hak umat lain, tak perlu didramatisir," kata Rofiq. (Baca: Syafii Maarif Tiap Tahun Ucapkan Selamat Natal)

Ia menampik tudingan bahwa fatwa yang pernah dikeluarkan oleh MUI itu tak toleran terhadap umat lain. Namun ia menyatakan itu hanya imbauan dalam hubungan ritual agama. "Natal itu ritual ibadah, kalau kami masuk nanti malah jadi masalah," katanya.

Rofiq meminta agar umat melihat sebuah fatwa secara proposional, apa lagi, menurut Rofiq, selama ini MUI sangat toleran terhadap agama lain yang dibuktikan dengan menghargai hari libur nasional dilakukan pada hari Ahad, bukan hari Jumat ketika umat Islam banyak menjalankan ibadah. (Baca: Soal Natal, FPI Anggap Presiden Jokowi Murtad)

"Kami tetap menghargai dan toleran, bahkan dibuat dalam wadah kerukuran antarumat beragama melibatkan tokoh masing-masing," katanya. 

EDI FAISOL

Source : http://www.tempo.co/read/news/2014/12/21/173630022/Muhammadiyah-Tak-Haramkan-Muslim-Ucapkan-Natal



Wednesday, August 13, 2014

Dari Paus Fransiskus: 10 tips untuk perdamaian dan kebahagiaan

Dari Paus Fransiskus: 10 tips untuk perdamaian dan kebahagiaan thumbnail

Dari Paus Fransiskus: 10 tips untuk perdamaian dan kebahagiaan

Menjadi lemah lembut, murah hati dan berjuang untuk perdamaian merupakan resep rahasia Paus Fransiskus untuk menuju kebahagiaan.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan “Viva”, sebuah mingguan Argentina pada 27 Juli, Paus mendaftar 10 tips untuk membawa sukacita yang lebih besar dalam kehidupan seseorang:
1. “Biarkan hidup.” Setiap orang harus dituntun oleh prinsip ini,  yang memiliki ungkapan yang sama di Roma melalui pepatah, “Bergerak maju dan membiarkan orang lain melakukan hal yang sama.”
2. “Memberi diri kepada orang lain.” Orang harus terbuka dan bermurah hati terhadap sesama, katanya, karena “jika Anda mengutamakan kepentingan diri sendiri, Anda akan menghadapi risiko menjadi egosentris. Dan air yang tergenang menjadi bau.”
3. “Hidup dengan tenang”. Paus menggunakan foto dari Ricardo Guiraldes untuk mengajar sastra SMA,  dimana tokoh protagonis itu – gaucho Don Segundo Sombra – melihat ke belakang tentang bagaimana ia menjalani kehidupannya.
“Dia mengatakan bahwa di masa mudanya ia melihat aliran air penuh dengan batu yang dibawa air itu, ketika dewasa, ia melihat air masih mengalir, dan di usia tua, air masih mengalir, namun perlahan-lahan, air itu menjadi seperti kolam”, kata Paus.
Dia mengatakan dia suka ilustrasi yang terakhir ini yakni kolam – memiliki “kemampuan untuk mengalir dengan kebaikan dan kerendahan hati, ketenangan dalam hidup”.
4. “Hidup santai yang sehat.” Menikmati seni, literatur, dan bermain bersama dengan anak-anak telah hilang, katanya. “Konsumerisme telah membawa kita kepada kecemasan” dan stres, menyebabkan orang kehilangan “budaya hidup sehat.”
Waktu mereka “ditelan” kesibukan sehingga orang tidak dapat berbagi dengan orang lain. Meskipun banyak orangtua bekerja berjam-jam, mereka harus menyisihkan waktu untuk bermain dengan anak-anak mereka; jadwal kerja menjadi “kendala, tetapi Anda harus melakukannya,” katanya.
Keluarga-keluarga juga harus mematikan televisi saat mereka makan, meskipun televisi berguna untuk memperoleh berita-berita atau hiburan, tapi hal itu “tidak menghalangi kalian untuk berkomunikasi” satu sama lain, katanya.
5. Hari Minggu harus libur. Para pekerja harus libur pada hari Minggu karena “hari Minggu adalah untuk keluarga,” katanya.
6. Mencari cara-cara inovatif untuk menciptakan lapangan kerja yang bermartabat bagi orang muda. “Kita harus kreatif demi orang-orang muda. Jika mereka tidak memiliki kesempatan mereka akan masuk ke narkoba” dan lebih rentan terhadap bunuh diri, katanya. “Orang muda tidak cukup diberikan makanan,” katanya.
7. Menghormati dan memelihara alam. Degradasi lingkungan “adalah salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi,” katanya. “Saya pikir pertanyaan yang kita tidak bertanya kepada diri sendiri: Bukankah manusia melakukan bunuh diri dengan menggunakan alam secara masif dan tirani?”
8. Berhenti menjadi negatif. “Berbicara buruk tentang orang lain menunjukkan harga diri yang rendah. Itu berarti, “Saya merasa begitu rendah sehingga alih-alih memilih diri saya harus merendahkan orang lain,” kata Paus. “Melepaskan hal-hal negatif dengan cepat adalah sehat.”
9. Jangan memaksa; menghormati keyakinan orang lain. “Kita bisa menginspirasi orang lain melalui kesaksian sehingga orang yang tumbuh bersama-sama dalam berkomunikasi. Tetapi yang terburuk dari semua adalah penyebaran agama. “Saya berbicara dengan Anda untuk membujuk Anda, tidak. Setiap orang berdialog, dimulai dengan indentitas dirinya. Gereja bertumbuh melalui kesaksian, bukan penyebaran agama,” kayanya.
10. Bekerja untuk perdamaian. “Kita hidup dalam era yang banyak konflik,” katanya, dan “seruan untuk perdamaian harus terus didengungkan. Perdamaian kadang-kadang memberikan kesan yang tenang, tapi itu tidak pernah tenang, damai selalu proaktif” dan dinamis.

Dari Paus Fransiskus: 10 tips untuk perdamaian dan kebahagiaan

Dari Paus Fransiskus: 10 tips untuk perdamaian dan kebahagiaan thumbnail

Dari Paus Fransiskus: 10 tips untuk perdamaian dan kebahagiaan

Menjadi lemah lembut, murah hati dan berjuang untuk perdamaian merupakan resep rahasia Paus Fransiskus untuk menuju kebahagiaan.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan �Viva�, sebuah mingguan Argentina pada 27 Juli, Paus mendaftar 10 tips untuk membawa sukacita yang lebih besar dalam kehidupan seseorang:
1. �Biarkan hidup.� Setiap orang harus dituntun oleh prinsip ini,  yang memiliki ungkapan yang sama di Roma melalui pepatah, �Bergerak maju dan membiarkan orang lain melakukan hal yang sama.�
2. �Memberi diri kepada orang lain.� Orang harus terbuka dan bermurah hati terhadap sesama, katanya, karena �jika Anda mengutamakan kepentingan diri sendiri, Anda akan menghadapi risiko menjadi egosentris. Dan air yang tergenang menjadi bau.�
3. �Hidup dengan tenang�. Paus menggunakan foto dari Ricardo Guiraldes untuk mengajar sastra SMA,  dimana tokoh protagonis itu � gaucho Don Segundo Sombra � melihat ke belakang tentang bagaimana ia menjalani kehidupannya.
�Dia mengatakan bahwa di masa mudanya ia melihat aliran air penuh dengan batu yang dibawa air itu, ketika dewasa, ia melihat air masih mengalir, dan di usia tua, air masih mengalir, namun perlahan-lahan, air itu menjadi seperti kolam�, kata Paus.
Dia mengatakan dia suka ilustrasi yang terakhir ini yakni kolam � memiliki �kemampuan untuk mengalir dengan kebaikan dan kerendahan hati, ketenangan dalam hidup�.
4. �Hidup santai yang sehat.� Menikmati seni, literatur, dan bermain bersama dengan anak-anak telah hilang, katanya. �Konsumerisme telah membawa kita kepada kecemasan� dan stres, menyebabkan orang kehilangan �budaya hidup sehat.�
Waktu mereka �ditelan� kesibukan sehingga orang tidak dapat berbagi dengan orang lain. Meskipun banyak orangtua bekerja berjam-jam, mereka harus menyisihkan waktu untuk bermain dengan anak-anak mereka; jadwal kerja menjadi �kendala, tetapi Anda harus melakukannya,� katanya.
Keluarga-keluarga juga harus mematikan televisi saat mereka makan, meskipun televisi berguna untuk memperoleh berita-berita atau hiburan, tapi hal itu �tidak menghalangi kalian untuk berkomunikasi� satu sama lain, katanya.
5. Hari Minggu harus libur. Para pekerja harus libur pada hari Minggu karena �hari Minggu adalah untuk keluarga,� katanya.
6. Mencari cara-cara inovatif untuk menciptakan lapangan kerja yang bermartabat bagi orang muda. �Kita harus kreatif demi orang-orang muda. Jika mereka tidak memiliki kesempatan mereka akan masuk ke narkoba� dan lebih rentan terhadap bunuh diri, katanya. �Orang muda tidak cukup diberikan makanan,� katanya.
7. Menghormati dan memelihara alam. Degradasi lingkungan �adalah salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi,� katanya. �Saya pikir pertanyaan yang kita tidak bertanya kepada diri sendiri: Bukankah manusia melakukan bunuh diri dengan menggunakan alam secara masif dan tirani?�
8. Berhenti menjadi negatif. �Berbicara buruk tentang orang lain menunjukkan harga diri yang rendah. Itu berarti, �Saya merasa begitu rendah sehingga alih-alih memilih diri saya harus merendahkan orang lain,� kata Paus. �Melepaskan hal-hal negatif dengan cepat adalah sehat.�
9. Jangan memaksa; menghormati keyakinan orang lain. �Kita bisa menginspirasi orang lain melalui kesaksian sehingga orang yang tumbuh bersama-sama dalam berkomunikasi. Tetapi yang terburuk dari semua adalah penyebaran agama. �Saya berbicara dengan Anda untuk membujuk Anda, tidak. Setiap orang berdialog, dimulai dengan indentitas dirinya. Gereja bertumbuh melalui kesaksian, bukan penyebaran agama,� kayanya.
10. Bekerja untuk perdamaian. �Kita hidup dalam era yang banyak konflik,� katanya, dan �seruan untuk perdamaian harus terus didengungkan. Perdamaian kadang-kadang memberikan kesan yang tenang, tapi itu tidak pernah tenang, damai selalu proaktif� dan dinamis.

Para uskup Filipina luncurkan website kunjungan Paus

Para uskup Filipina luncurkan website kunjungan Paus thumbnail

Para uskup Filipina luncurkan website kunjungan Paus

Konferensi Waligereja Filipina telah meluncurkan situs untuk kunjungan pastoral Paus Fransiskus ke Filipina pada Januari 2015.
Website itu, papalvisit.ph, diluncurkan pekan ini, beberapa hari setelah Luis Antonio Kardinal Tagle dari Manila secara resmi mengumumkan tanggal kunjungan pastoral Paus yang berlangsung dari tanggal 15-19 Januari 2015.
Situs itu berisikan berita, fitur, dan pernyataan yang berhubungan dengan kunjungan Bapa Suci, sebuah video berjudul “Kita semua adalah anak-anak Allah”, tema kunjungan Paus 2015, dan “Doa nasional untuk kunjungan Bapa Suci”.
Sebuah pernyataan pastoral yang dikeluarkan Konferensi Waligereja Filipina pada 7 Juli mengatakan bahwa jiwa yang mendasari kunjungan Paus ke negara itu adalah “kasih setia dan belarasa”.
“Gembala kita yang bersikap belarasa datang untuk menunjukkan keprihatinan yang mendalam bagi orang-orang kami yang telah melewati bencana yang menghancurkan,” kata pernyataan para uskup.
Para uskup mendorong umat beriman untuk mempersiapkan kunjungan Paus dengan menghabiskan lebih banyak waktu dengan doa.
Paus Fransiskus akan menjadi paus ketiga yang mengunjungi negara itu setelah Paus Yohanes Paulus II tahun 1995 dan Paus Paulus VI tahun 1970.
Logo kunjungan Paus ke Sri Lanka
Keuskupan Agung Colombo, Sri Lanka  telah merilis logo resmi untuk kunjungan pastoral Paus Fransiskus ke Sri Lanka dari tanggal 12-15 Januari 2015.
Keuskupan agung itu telah merilis penjelasan berbagai simbol yang digunakan dalam logo berbentuk seperti bunga teratai, bunga nasional Sri Lanka.
0807e
Di tengah logo itu terdapat salib terinspirasi oleh  St. Thomas yang ditemukan dalam penggalian arkeologi bersejarah yang dilakukan di Anuradhapura. Salib itu disebut Salib Glorious atau Salib Kebangkitan.
Salib itu berwarna biru mengenang devosi umat Katolik Sri Lanka kepada Bunda Maria setelah Perang Dunia II serta berbicara tentang cinta dan pengabdian kepada Bunda Maria. Logo itu juga memiliki warna yang digunakan untuk salib dalam bendera Katolik Sri Lanka.
Beato Joseph Vas dikenal juga sebagai ‘Rasul Sri Lanka’ terlihat memegang salib dan menunjuk ke salib.
Beato Vas adalah seorang arsitek gereja di Sri Lanka, karena jika dia tidak datang selama penganiayaan Belanda, benih yang ditaburkan para misionaris Portugis akan mati. Kongregasinya P. Joseph Vas yang menyediakan para imam untuk mempertahankan Gereja di Sri Lanka selama 150 tahun, yang mana 140 tahun mengalami penganiayaan Belanda.
Mitra pribadi Paus Fransiskus berwarna putih dan kuning mewakili Gereja Universal, dengan latar belakang salib menggambarkan Gereja Sri Lanka.
Di kedua sisi mitra Bapa Suci terdapat empat warna: merah tua, oranye, hijau dan kuning, melambangkan Negara Sri Lanka yang memiliki multi-etnis dan multi-agama.
Sumber: UCA News

Para uskup Filipina luncurkan website kunjungan Paus

Para uskup Filipina luncurkan website kunjungan Paus thumbnail

Para uskup Filipina luncurkan website kunjungan Paus

Konferensi Waligereja Filipina telah meluncurkan situs untuk kunjungan pastoral Paus Fransiskus ke Filipina pada Januari 2015.
Website itu, papalvisit.ph, diluncurkan pekan ini, beberapa hari setelah Luis Antonio Kardinal Tagle dari Manila secara resmi mengumumkan tanggal kunjungan pastoral Paus yang berlangsung dari tanggal 15-19 Januari 2015.
Situs itu berisikan berita, fitur, dan pernyataan yang berhubungan dengan kunjungan Bapa Suci, sebuah video berjudul �Kita semua adalah anak-anak Allah�, tema kunjungan Paus 2015, dan �Doa nasional untuk kunjungan Bapa Suci�.
Sebuah pernyataan pastoral yang dikeluarkan Konferensi Waligereja Filipina pada 7 Juli mengatakan bahwa jiwa yang mendasari kunjungan Paus ke negara itu adalah �kasih setia dan belarasa�.
�Gembala kita yang bersikap belarasa datang untuk menunjukkan keprihatinan yang mendalam bagi orang-orang kami yang telah melewati bencana yang menghancurkan,� kata pernyataan para uskup.
Para uskup mendorong umat beriman untuk mempersiapkan kunjungan Paus dengan menghabiskan lebih banyak waktu dengan doa.
Paus Fransiskus akan menjadi paus ketiga yang mengunjungi negara itu setelah Paus Yohanes Paulus II tahun 1995 dan Paus Paulus VI tahun 1970.
Logo kunjungan Paus ke Sri Lanka
Keuskupan Agung Colombo, Sri Lanka  telah merilis logo resmi untuk kunjungan pastoral Paus Fransiskus ke Sri Lanka dari tanggal 12-15 Januari 2015.
Keuskupan agung itu telah merilis penjelasan berbagai simbol yang digunakan dalam logo berbentuk seperti bunga teratai, bunga nasional Sri Lanka.
0807e
Di tengah logo itu terdapat salib terinspirasi oleh  St. Thomas yang ditemukan dalam penggalian arkeologi bersejarah yang dilakukan di Anuradhapura. Salib itu disebut Salib Glorious atau Salib Kebangkitan.
Salib itu berwarna biru mengenang devosi umat Katolik Sri Lanka kepada Bunda Maria setelah Perang Dunia II serta berbicara tentang cinta dan pengabdian kepada Bunda Maria. Logo itu juga memiliki warna yang digunakan untuk salib dalam bendera Katolik Sri Lanka.
Beato Joseph Vas dikenal juga sebagai �Rasul Sri Lanka� terlihat memegang salib dan menunjuk ke salib.
Beato Vas adalah seorang arsitek gereja di Sri Lanka, karena jika dia tidak datang selama penganiayaan Belanda, benih yang ditaburkan para misionaris Portugis akan mati. Kongregasinya P. Joseph Vas yang menyediakan para imam untuk mempertahankan Gereja di Sri Lanka selama 150 tahun, yang mana 140 tahun mengalami penganiayaan Belanda.
Mitra pribadi Paus Fransiskus berwarna putih dan kuning mewakili Gereja Universal, dengan latar belakang salib menggambarkan Gereja Sri Lanka.
Di kedua sisi mitra Bapa Suci terdapat empat warna: merah tua, oranye, hijau dan kuning, melambangkan Negara Sri Lanka yang memiliki multi-etnis dan multi-agama.
Sumber: UCA News

Tuesday, April 1, 2014

Presiden Obama terinspirasi dan kagum dengan Paus Fransiskus

Presiden Obama terinspirasi dan kagum dengan Paus Fransiskus thumbnail

Presiden Obama terinspirasi dan kagum dengan Paus Fransiskus

Presiden AS Barack Obama, Kamis (27/3),  mengadakan pertemuan pertama yang bersejarah dengan Paus Fransiskus untuk membahas agenda bersama menentang ketidaksetaraan global meskipun ada perbedaan keduanya terkait isu-isu seperti aborsi, homoseksual, dan kontrasepsi.
Presiden Obama mengatakan kepada Paus Fransiskus bahwa dia adalah seorang “pengagum berat” Paus itu pada awal pembicaraan mereka di Vatikan.
Presiden Obama didampingi oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan delegasi itu diarahkan oleh Garda Swiss melalui Istana Apostolik menuju tempat Paus Fransiskus.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Corriere della Sera, Presiden AS keturunan Afrika-Amerika pertama itu berbicara kepada Paus pertama dari Amerika Latin itu sebagai “inspirasi”.
“Bapa Suci telah menjadi inspirasi bagi orang di seluruh dunia, termasuk saya,” kata Presiden Obama, namun ia menambahkan: “Ini tidak berarti kami sepakat pada setiap masalah”.
Pertemuan di Vatikan itu merupakan bagian dari tur Presiden Obama selama enam hari di Eropa yang didominasi krisis Crimea, dan tidak diragukan lagi Presiden Obama ingin popularitas Paus Fransiskus akan menular padanya.
Presiden Obama juga akan menemui Perdana Menteri Italia Matteo Renzi dan Presiden Giorgio Napolitano selama kunjungannya ke kota tersebut, serta mengikuti tur dengan pemandu pribadi ke Colosseum.
Menurut Gedung Putih, Presiden Obama berharap untuk berbicara dengan Paus tentang “komitmen bersama untuk memerangi meningkatnya ketidaksetaraan”, serta proses perdamaian di Timur Tengah, lingkungan dan imigrasi juga diharapkan dibicarakan.
Presiden Obama, yang rating kepopulerannya terus menurun, akan tertarik untuk mengulang pembatalan mengenai ketimpangan pendapatan, yang telah digambarkan sebagai “tantangan menentukan.”
Awal bulan ini, ia menggunakan National Prayer Breakfast di Washington untuk menyatakan bahwa seruannya untuk menaikkan pajak pada orang kaya dan pembatasan pada pelanggaran yang dilakukan oleh bank-bank besar memiliki landasan moral dan agama yang kuat. Ini untuk menggesek Partai Republik di tahun pemilu.
Ketaatan beragama yang saleh harus membimbing motif politik dan mengarah pada kebijakan yang membantu orang sakit dan yang membutuhkan, katanya, seraya menggemakan seruan  Paus Fransiskus untuk lebih sungguh-sungguh melakukan sesuatu untuk masyarakat miskin dan kurang beruntung.
Presiden Obama mengatakan ia “sangat terkesan” dengan pendekatan inklusif Paus Fransiskus setelah ia menyerukan Gereja untuk berhenti terobsesi memperdebatkan ajaran tentang aborsi, homoseksual dan kontrasepsi.
Namun, para ahli Vatikan mengatakan hubungan ini tidak nyaman seperti dulu di antara Paus Yohanes Paulus II dan Ronald Reagan, dan Paus Fransiskus tidak mungkin menahan diri terkait kebijakan dalam dan luar negeri Presiden Obama.
Paus berbicara keras menentang intervensi militer yang diusulkan oleh AS di Suriah tahun lalu, mengorganisir doa di Vatikan yang menarik puluhan ribu orang.
Konferensi Waligereja AS telah berulang kali menantang Obama terkait Undang-Undang Perawatan Terjangkau (Affordable Care Act), dengan alasan bahwa skema perawatan kesehatan itu melanggar kebebasan beragama dengan mewajibkan korporasi berorientasi profit untuk menyediakan asuransi untuk kontrasepsi.
Kata-kata dukungan dari Paus Fransiskus pasti akan meningkatkan kasusnya, sebuah  survei yang diterbitkan oleh Saint-Leo University menyimpulkan bahwa  Paus Fransiskus populer di antara 85 persen Katolik AS dan 63 persen orang AS.
Sumber: UCA News/AFP

Paus Fransiskus membuat kejutan, pertama mengaku dosa sendiri

Paus Fransiskus membuat kejutan, pertama mengaku dosa sendiri thumbnailPaus Fransiskus sedang mengaku dosa kepada seorang imam.

Paus Fransiskus membuat kejutan, pertama mengaku dosa sendiri

Setelah memimpin ibadat tobat di Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus mengejutkan kepala liturgi dan umat yang hadir dimana ia pertama pergi ke ruang pengakuan selama pelayanan itu.
Pada liturgi tobat, 28 Maret, Bapa Suci dan 61 imam pergi ke ruang-ruang pengakuan atau kursi yang disiapkan untuk memberikan Sakramen Pengakuan.
Mgr Guido Marini, Kepala Liturgi Kepausan, yang menunjukkan ruang pengakuan dosa yang akan digunakan Bapa Suci untuk mendengar pengakuan dosa, namun ia menuju ke tempat pengakuan di dekatnya untuk menunjukkan bahwa ia akan mengaku dosa sendiri.
Paus, yang mengenakan alba putih sederhana dan stola ungu, menghabiskan waktu sekitar tiga menit berlutut di depan imam yang mendengar pengakuan dosa. Imam itu juga menggenggam tangan Paus dan mencium cincin peraknya.
Paus Fransiskus kemudian masuk ke ruang pengakuan dosa lain dan menghabiskan sekitar 40 menit untuk mendengarkan pengakuan.
Dalam homilinya, Bapa Suci juga berbicara tentang dua karakteristik utama kehidupan Kristen: meletakkan pada “manusia baru, yang diciptakan dengan cara Tuhan” serta tinggal dalam kasih Allah dan berbagi kasih-Nya.
Pembaharuan dalam Kristus melalui pembaptisan, yang membebaskan manusia dari dosa dan menyambut mereka sebagai anak-anak Allah, anggota Kristus dan Gereja-Nya, katanya.
“Kehidupan baru ini memungkinkan kita melihat dunia dengan mata yang berbeda tanpa terganggu lagi oleh hal-hal yang tidak penting dan yang tidak dapat berlangsung lama,” katanya.
Paus mengatakan ketika hati diperbaharui dan “dibuat dengan cara Tuhan,” maka orang akan berperilaku baik: “selalu berbicara kebenaran dan menolak semua kebohongan; tidak ada pencurian, melainkan berbagi apa yang dimiliki kepada orang lain, terutama dengan mereka yang membutuhkan; tidak pasrah pada kemarahan, dendam dan balas dendam, tetapi menjadi lemah lembut, murah hati dan mengampuni;  tidak melakukan gosip jahat yang merusak nama baik orang, tetapi terutama mencari sisi baik dalam diri setiap orang.”
Aspek kedua dari kehidupan Kristen adalah hidup dalam kasih Allah yang abadi, kata Paus. Tuhan tidak pernah lelah melihat anak-anak-Nya, baik mereka yang telah kehilangan jalan mereka, maupun mereka yang tetap setia di sisinya.
Yesus, pada kenyataannya, menghimbau setiap orang untuk meniru cinta ini dan menjadi “murid Kristus di dunia,” katanya.
Dalam semangat misioner, liturgi penitensi membuka sebuah prakarsa yang disebut “24 Jam bagi Tuhan,” yang disponsori oleh Dewan Kepausan Evangelisasi Baru.
Dewan itu mengajak keuskupan di seluruh dunia minimal satu gereja dibuka sepanjang hari pada 28 Maret agar siapa pun bisa mengaku dosa mereka dan mengambil bagian dalam adorasi Ekaristi. Ini bagian dari fokus Bapa Suci pada hari Kerahiman Ilahi.
Sumber: UCA News

Monday, February 3, 2014

Paus: Internet adalah ‘hadiah dari Tuhan’

Paus: Internet adalah ‘hadiah dari Tuhan’ thumbnail

Paus: Internet adalah ‘hadiah dari Tuhan’

Dalam pernyataan yang dirilis pada Kamis, Paus Fransiskus mengatakan Internet dan media sosial membuat orang di seluruh dunia “semakin saling ketergantungan.”
“Internet, khususnya, menawarkan kemungkinan besar untuk pertemuan dan solidaritas,” kata Paus Fransiskus. “Ini adalah sesuatu yang sungguh baik, dan hadiah dari Tuhan.”
“Marilah kita berani menjadi warga dunia digital. Biarkan komunikasi kita menjadi balsem yang mengurangi rasa sakit,” katanya.
Pada saat yang sama, ia memperingatkan bahwa teks dan komentar di media tersebut bisa juga membuat orang “kehilangan arah,” kata Paus berusia 77 tahun itu.
“Kecepatan informasi di bidang komunikasi melebihi kemampuan kita untuk melakukan refleksi dan penilaian, serta ekspresi diri yang baik,” kata Paus Fransiskus.
Ia mengakui bahwa “berbagai pendapat yang ditampilkan di Internet dapat dilihat sebagai sesuatu yang membantu.”
Namun, lanjutnya, “Internet juga memungkinkan orang untuk mengurungkan diri di balik sumber-sumber informasi yang hanya menyalurkan keinginan dan ide-ide mereka sendiri, atau kepentingan politik dan ekonomi.”
Paus Fransiskus memperingatkan bahwa orang tidak boleh mengikuti keinginan untuk terhubung ke dunia maya dalam 24 jam sehari sehingga mengisolasi mereka dari masyarakat.
Paus Fransiskus sendiri menjadi popular di dunia maya sebagian dapat ditelusuri di Internet dan media sosial.
Menurut sebuah studi yang dirilis pada November, Paus Fransiskus adalah yang paling banyak dibicarakan orang secara online tahun lalu.
Sumber: UCA News

Paus Fransiskus: Universitas Katolik harus menjadi saksi ajaran Gereja

Paus Fransiskus: Universitas Katolik harus menjadi saksi ajaran Gereja thumbnail

Paus Fransiskus: Universitas Katolik harus menjadi saksi ajaran Gereja

Universitas-universitas Katolik harus memberikan kesaksian ajaran Gereja “tanpa kompromi” serta  menunjukkan identitas Katolik mereka, kata Paus Fransisksus.
Universitas-universitas Katolik, “dengan ciri khasnya, berkomitmen untuk menunjukkan keselarasan iman dan pikiran serta  menyampaikan pesan Kristen untuk kehidupan manusia secara utuh dan otentik,” katanya dalam audiensi dengan anggota Dewan Pengurus Universitas Katolik Notre Dame dan para pejabat lainnya.
Paus bertemu pada Kamis dengan sekitar 130 orang yang mewakili universitas Katolik itu yang berbasis di Indiana, Amerika Serikat, yang berada di Roma untuk peresmian pusat universitasnya yang baru di ibukota Italia itu.
Berbicara dalam bahasa Italia, Paus Fransiskus memuji universitas itu, dengan mengatakan universitas itu “telah memberikan kontribusi luar biasa bagi Gereja di negara kalian melalui komitmennya terhadap pendidikan agama bagi kaum muda dan beasiswa yang terinspirasi oleh keyakinan dalam keselarasan iman dan pikiran dalam mengejar kebenaran dan kebajikan.”
Dia mengatakan visi awal lembaga itu yang ditetapkan oleh pendiri Kongregasi Salib Suci, “tetap bertahan dalam situasi yang berubah dari abad ke-21, ciri khas utama universitas itu dan pelayanan yang diberikan kepada Gereja dan masyarakat Amerika.”
Identitas Katolik dan semangat kerasulan sangat penting, kata Paus, dan harus jelas dalam cara hidup Katolik dan cara kerja semua lembaga Katolik.
Universitas Katolik berperan khusus untuk menjadi misionaris yang setia pada Injil karena komitmen mereka untuk menunjukkan keselarasan iman dan pikiran, dan menunjukkan bagaimana pesan Kristen menawarkan kepada orang lebih lengkap, lebih otentik terhadap kehidupan manusia, katanya.
“Yang penting dalam hal ini adalah menjadi saksi tanpa kompromi dari universitas-universitas Katolik terhadap ajaran moral Gereja, dan mempertahanankan indenpendensinya, tepatnya di dalam dan melalui lembaga-lembaga tersebut, guna menegakkan ajaran itu sebagaimana dinyatakan secara  otoritatif oleh magisterium para imam-imamnya,” katanya.
Sumber: UCA News

Paus Fransiskus dilukis seperti superman

Paus Fransiskus dilukis seperti superman thumbnail

Paus Fransiskus dilukis seperti superman

Paus Fransiskus dilukis seperti superman, terbang di udara dengan jubah putih: gambar graffiti itu dilukis oleh seorang seniman anonim kemudian di-tweet oleh Vatikan pada  Selasa.
Gelar Person of the Year tampaknya tidak cukup bagi Paus Fransiskus. Pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia itu kini digambarkan sebagai pahlawan super, SuperPope.
Gambar yang menampilkan Paus Fransiskus sebagai pahlawan super  mengenakan jubah putih dengan pose terbang ala Superman pada sebuah tembok di Borgo Pio, sebuah jalan kecil di dekat Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Paus Fransiskus dilukis terbang dengan tangan kanannya meninju ke depan sembari membawa tas berwarna hitam dengan tulisan berwarna putih Valores (bahasa Spanyol) yang berarti nilai atau norma.
“Kami berbagi dengan Anda sebuah grafiti yang ditemukan di sebuah jalan di Roma dekat Vatikan,” demikian Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial dari Takhta Suci pada halaman Twitter resminya.
Paus berusia  77 tahun itu terkenal karena mengabaikan  keamanan dan turun ke tengah kerumunan massa untuk menyalami para peziarah tersebut, dan sering menggunakan lelucon atau cerita untuk menyebarkan nilai-nilai Gereja.
Paus adalah pengguna Twitter, secara rutin mem-posting ke twitter-nya  dalam sembilan bahasa, dimana Twitter-nya kini memiliki lebih dari 10 juta pengikut.
Paus Fransiskus sukses menarik hati warga dunia karena gaya kepemimpinannya yang sederhana dan pesannya untuk membantu kaum miskin.
Sumber: UCA News

Friday, November 22, 2013

PAUS FRANSISKUS : GEREJA BUKAN TUAN PENGAMPUNAN, TETAPI PELAYANNYA



PAUS FRANSISKUS : GEREJA BUKAN TUAN PENGAMPUNAN, TETAPI PELAYANNYA

Orang beriman tidak memiliki kewajiban tetapi hak untuk menemukan pengampunan Allah dalam Sakramen Rekonsiliasi yang dilayani melalui para imam, Paus Fransiskus menekankan pada Audiensi Umum mingguannya Rabu 20 November 2013. Memberi wejangan puluhan ribu peziarah yang telah menerjang hujan untuk mendengarkan Bapa Suci di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus mendedikasikan katekesenya pada Syahadat tentang pengampunan dosa.

Beliau berfokus pada "kekuasaan kunci", mengacu pada kata-kata Kristus dalam Injil Yohanes : "Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata, ‘Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada".

Tindakan penghembusan Yesus pada para rasul, Paus mengatakan, menunjukkan bahwa Kristus sedang meneruskan hidup baru yang berasal dari pengampunan. Namun, sebelum menghembusi para rasul, Bapa Suci mencatat bahwa Kristus pertama-tama menunjukkan luka-lukanya kepada mereka. "Luka-luka ini mewakili harga keselamatan kita. Roh Kudus membawakan kita pengampunan Allah yang 'melewati' luka-luka Yesus", kata Paus.

Setelah ini, Bapa Suci mengatakan kepada umat beriman bahwa Yesus kemudian memberikan murid-murid-Nya kuasa untuk mengampuni dosa. Allah, beliau berkata, mengharapkan mereka yang menjadi milik Kristus dan Gereja-Nya menerima pengampunan melalui pelayanan komunitas. "Dengan cara ini, Yesus memanggil kita untuk menghidupkan rekonsiliasi dalam dimensi gerejawi maupun komunitas. Dan ini sangat indah”, beliau berkata.

"Gereja, yang kudus dan juga membutuhkan pertobatan, menyertai jalan pertobatan seluruh hidup kita. Gereja bukanlah tuan kekuasaan kunci, bukan tuan, melainkan seorang pelayanan belas kasihan dan bersukacita setiap kali bahwa hal itu dapat menawarkan prmberian ilahi ini".

Paus Fransiskus mengatakan bahwa karena individualisme mendominasi dunia sekarang ini, banyak orang, bahkan orang-orang Kristiani, tidak mengerti dimensi pengampunan gerejawi. Sementara Allah mengampuni semua orang berdosa yang bertobat, ada ikatan khusus yang ada antara Kristus dan Gereja-Nya.

"Bagi kita orang-orang Kristiani ada sebuah pemberian tambahan, serta komitmen lain : dengan rendah hati melewati pelayanan gerejawi", katanya. Paus mengatakan bahwa sementara beberapa mungkin malu untuk mengakui dosa mereka kepada seorang imam, itu adalah "lebih baik menjadi merah (tersipu) untuk satu hari daripada kuning selama seribu hari."

Instrumen Pengampunan Dosa

Paus Fransiskus menyoroti peran imam, orang-orang yang "seperti kita yang membutuhkan belas kasihan dan menjadi instrumen rahmat yang sejati", dalam Sakramen Rekonsiliasi.

Bapa Suci juga menekankan bahwa imam, uskup dan bahkan Paus harus mengaku karena kita semua adalah orang-orang berdosa. "Bahkan Paus mengaku setiap 15 hari karena Paus juga adalah orang berdosa juga. Pengaku akan mendengarkan apa yang saya katakan kepadanya, dia menasihati saya dan dia mengampuni saya karena kita semua membutuhkan pengampunan ini", katanya.

Mengacu pada mereka yang mengatakan mereka bisa mengakui Allah secara langsung daripada kepada seorang imam, Bapa Suci mengatakan bahwa sementara Tuhan selalu mendengarkan kita, Dia mengirimkan seorang saudara secara pribadi membawakan kita pengampunan melalui Sakramen Rekonsiliasi.

Bapa Suci juga menekankan bahwa imam, uskup dan bahkan Paus harus mengakui karena kita semua adalah orang berdosa. "Bahkan Paus mengaku setiap 15 hari karena Paus adalah orang berdosa juga. Pengaku akan mendengarkan apa yang saya katakan, dia menasihati saya dan dia mengampuni saya karena kita semua membutuhkan pengampunan ini", katanya.

"Pelayanan yang diberikan imam sebagai sebuah jabatan, dari Allah, untuk mengampuni dosa sangat lembut, sebuah pelayanan yang sangat lembut, dan menuntut sehingga hati-Nya berada pada kedamaian; agar ia tidak menganiaya umat beriman, tetapi agar ia boleh menjadi lemah lembut, baik hati dan penuh belas kasih; siapa yang tahu bagaimana untuk menabur harapan di dalam hati, dan terutama, harus menyadari bahwa saudara atau saudari yang mendekati Sakramen Rekonsiliasi adalah mencari pengampunan dan apakah hal itu seperti begitu banyak orang yang mendekati Yesus untuk disembuhkan", Paus menekankan, bahwa Ia tidak menganiaya umat beriman, tetapi bahwa ia mungkin lemah lembut, baik hati dan penyayang, yang tahu bagaimana untuk menabur harapan di dalam hati, dan di atas semua, harus menyadari bahwa saudara atau saudari yang mendekati Sakramen Rekonsiliasi adalah mencari pengampunan dan apakah hal itu seperti begitu banyak orang yang mendekati Yesus untuk disembuhkan", tegas Paus.

Lebih baik bagi para imam yang tidak memiliki disposisi ini, beliau menambahkan, jangan mengelola Sakramen. Semua umat beriman memiliki hak untuk menemukan dalam "para imam seorang pelayan pengampunan Allah".

Menutup amanatnya, Paus Fransiskus mengingatkan umat beriman bahwa Allah tidak pernah lelah mengampuni kita, meminta mereka untuk menghargai Sakramen Rekonsiliasi dan pemberian maaf yang datang kepada semua orang melalui pelayanan para imam.


Sumber: http://www.zenit.org/en/articles/francis-the-church-is-not-the-master-of-forgiveness-but-its-servant?utm_campaign=dailyhtml&utm_medium=email&utm_source=dispatch

Foto : AFP

Monday, October 14, 2013

Paus Fransiskus dan Jokowi


Paus Fransiskus dan Jokowi

“Ada dua pemimpin hebat saat ini: Paus Fransiskus dan Joko Widodo”, demikian status yang saya tulis di laman Facebook, Kamis (10/10) kemarin. Semula saya hanya sekedar iseng dengan status itu. Tapi, ternyata mendapat respon positif dari sejumlah sahabat. Mereka setuju. Ada yang memberi komentar: “Ok banget, mereka jadi pemimpin di abad 21”. Yang lain menimpali: “Setuju! Persis lahir dari rahim yang sama mereka berdua.”
Menyandingkan dua nama itu, bila membayangkan latar belakang mereka yang jauh berbeda mungkin agak aneh. Namun, menurut saya, Paus, pemimpin Gereja Katolik yang kini ada di Vatikan itu dan Joko Widodo (Jokowi), gubernur untuk sekitar 10 juta warga Jakarta memiliki kesamaan: menerapkan cara memimpin yang pro orang kecil dengan spirit dasar keserderhanaan.
Sejumlah pemberitaan tentang Paus sejak ia dipilih, mengindikasikan pilihan tegasnya pada model hidup bersahaja, sesuai dengan spirit tokoh yang ingin ia teladani, St Fransiskus dari Assisi, orang kudus yang hidup pada abad 12-13 di Italia dan terkenal dengan julukan “Si Miskin dari Assisi”.
Di sisi lain, Jokowi, yang namanya tak hanya menggema di Indonesia hingga ke daerah pelosok, juga kini mulai dilirik sejumlah media internasional, tampil sebagai sosok yang populis di mata publik, dengan keberpihakan yang tegas terhadap masyarakat kecil.  New York Times, media internasional ternama di Amerika Serikat ketika mengulas Jokowi beberapa waktu lalu mengambil judul menarik: In Indonesia, a Governor at Home on the Streets. Jokowi lebih merasa nyaman berada di tengah warga Jakarta, ketimbang menikmati kenyamanan di ruangan kantor.
Gaya kepemimpinan dua tokoh ini hadir pada saat yang tepat. Paus Fransiskus muncul di tengah sejumlah krisis kehidupan menggereja, yang sudah mulai menjauh dari cita-cita membawa keselamatan  bagi semua orang, yang dalam konteks praksis, dapat diterjemahkan, merawat kepedulian terhadap mereka yang menjadi korban dari ketidakadilan, juga di tengah pola hidup sejumlah pimpinan Gereja yang tak terlalu memikirkan lagi tugas dasar sebagai gembala.
Sementara Jokowi, tampil sebagai kritik untuk model pemimpin yang lebih memikirkan kekayaan pribadi, korup, ketimbang kemaslahatan hidup berbangsa. Jokowi tampak kontras dengan tokoh-tokoh seperti Akil Mochtar, Ahmad Fathanah, dkk.
Sejarah perjalanan Gereja mencatat, model hidup sederhana menjadi penyanggah bagi krisis yang dialami akibat ketidaktaatan para pemimpin pada perintah Injil: membawa kebaikan bagi semua. St Fransiskus Assisi, yang adalah anak pedagang kaya di Assisi Italia menjadi penopang bagi Gereja yang hampir roboh pada zamannya, akibat krisis yang menimpa hidup para pemimpin gereja, yang glamour, mementingkan kekayaan pribadi dan tak peduli lagi apa seharusnya tugas mereka.
Ia hadir membawa pembaruan, menyadarkan Gereja akan jati dirinya. Cara hidupnya menjadi teguran keras bagi Gereja. Ia muncul sebagai tokoh revolusioner.
Kesederhanaan yang kini ditunjukan Paus Fransiskus dan kedekatan dengan rakyat kecil yang ditampilkan Jokowi, kiranya menjadi model ideal pemimpin masa kini.
Hal ini terjawab, misalnya dari bagaimana umat Katolik saat ini begitu takjub dengan khotbah-khotbah dan tindakan sederhana Paus Fransikus: menelepon seorang wanita di Italia yang ingin aborsi, menulis di surat kabar menanggapi artikel seorang ateis dan baru-baru ini ia menasehati para suster pertapa di Assisi agar jangan menampilkan wajah muram, seolah tidak bahagia dengan cara hidup yang mereka pilih.
Paus sebagai model pemimpin Gereja yang tidak tampil hanya sebagai penjaga dogma, tetapi membuat wajah Gereja ‘ramah’ terhadap semua orang, di samping menggagas reformasi dari dalam tubuh hierarki.
Hal yang sama, juga terjadi dengan Jokowi. Pilihan cara memimpinnya benar-benar berbeda, dan tampak mustahil dilakukan pemimpin lain. Jokowi, meski tak terlalu pandai beretorika tapi mampu menjelmakan kata-katanya dalam tindakan.
Sejumlah survei yang memperlihatkan dukungan publik agar mantan Walikota Solo ini  menjadi presiden, kiranya menjadi jawaban tak terbantahkan, bahwa saatnya sekarang publik menginginkan pemimpin demikian.
Apa yang dilakukan Paus Fransiskus, menjadi kritik untuk model pemimpin Gereja yang kerap terlalu menjaga image, lalu lupa bahwa umat membutuhkan perhatian lebih dari sekedar pesan moral di mimbar. Umat merindukan pemimpin yang mau merasakan apa yang mereka alami, yang mau menjumpai mereka di rumah-rumah sederhana.
Dan, dari Jokowi, para pemimpin, termasuk pemimpin Gereja diajarkan untuk belajar dari keutamaan ini: merelakan tangan menjadi kotor dan bekerja dengan menghasilkan peluh di antara orang-orang kecil, jauh lebih bernilai. Itu yang diimpikan dari pribadi setiap pemimpin.
Ryan Dagur, jurnalis ucanews.com. Kontak: ryandagur@ucanews.com
Paus Fransiskus dan Jokowi thumbnail
Source : indonesia.ucanews.com

Friday, September 13, 2013

PAUS PAKAI MOBIL BEKAS



VATIKAN – Paus Fransiskus kembali menunjukkan sikapnya yang sederhana. Dia mengganti mobil mewah yang selama ini dikendarainya dengan mobil bekas.

Sang Paus menerima mobil bekas tersebut dari seorang pastor bernama Renzo Zocca. Dia mengaku terkejut Paus Fransiskus senang mendapat mobil bekas miliknya.

“Saya sangat terkejut. Saya sampai susah bernafas,” ujar Zocca, seperti dikutip AFP, Rabu (11/9/2013).

Zocca menerangkan, mobil bekas miliknya bertipe Renault 4. Mobil itu telah digunakannya selama lebih dari 20 tahun.

Pemimpin Vatikan selama ini menggunakan mobil khusus yang terkenal dengan nama popemobile. Setelah menerima mobil bekas Zocca, Paus Fransiskus lebih memilih mengendarai mobil sendiri daripada disupiri menggunakan popemobile.

“Petugas Vatikan khawatir karena Paus Fransiskus kini menggunakan mobil bekas saya jika ingin bepergian. Saya telah memasang ban khusus sebagai pengamanan jika musim dingin tiba dan jalanan ditutupi salju,” terang Zocca.

Kesederhanaan tdk mengurangi jati diri dan hakikat hidup. Jadilah rendah hati seperti DIA telah merendahkan diri. Walau DIA Allah tpi berkenan jdi manusia. Walau DIA raja semesta alam dan penguasa langit bumi namun DIA mnjdikan salib sbg tahtaNya. Dri tahta salibNya DIA melayani dan menyelamatkan kita semua. Happy week end. GBU all.


Source : FB Agustinus Riyanto Scj

Sunday, September 8, 2013

Yesus adalah rahasia kebajikan Kristiani

paus-fransiskus-senyum
Yesus adalah rahasia kebajikan Kristiani

Bagi orang Kristen, Yesus adalah “segalanya”, dan ini adalah sumber kebajikannya. Ini adalah fokus pesan Paus Fransiskus saat Misa Senin pagi [17/06/2013] di Domus Sanctae Marthae. Paus juga menegaskan bahwa kebenaran Yesus melebihi kebenaran ahli-ahli Taurat, yang lebih unggul dibandingkan dengan keadilan semacam “mata ganti mata, gigi ganti gigi” itu. Di antara mereka yang hadir pada Misa yang dirayakan oleh Kardinal Attilio Nicora, adalah sekelompok kolaborator dari Otoritas Informasi Keuangan Vatikan dan sekelompok kolaborator dari Museum Vatikan dengan didampingi oleh direktur administrasi Museum, Pastor Paolo Nicolini. Uskup Agung Manila, Kardinal Luis Tagle, juga turut hadir.
“Jika seseorang menampar pipi kananmu, tawarkan pipi kirimu juga”. Paus Fransiskus memfokuskan homilinya pada kata-kata Yesus yang menggetarkan bumi bagi murid-murid-Nya. Tamparan pipi – katanya – telah menjadi klasik dipakai dan digunakan oleh beberapa orang untuk menertawakan orang-orang Kristen. Dalam kehidupan, jelasnya, logika sehari-hari mengajarkan kita untuk “berjuang mempertahankan keberadaan kita” dan jika kita menerima sebuah tamparan “kita bereaksi dan kembali membalas dua tamparan guna membela diri kita sendiri”. Di sisi lain, Paus mengatakan, ketika saya menyarankan para orangtua untuk memarahi anak-anak mereka, saya selalu berkata: “Jangan pernah menampar pipi mereka”, karena “pipi adalah martabat”. Dan Yesus, lanjutnya, setelah perihal menampar pipi lebih lanjut mengajak kita untuk menyerahkan jubah kita juga, untuk menelanjangi diri kita sepenuhnya.
Kebenaran yang Ia bawa – Paus menegaskan – adalah jenis lain dari keadilan yang benar-benar berbeda dari “mata ganti mata, gigi ganti gigi”. Ini merupakan keadilan yang beda. Hal ini jelas ketika St Paulus berbicara tentang orang-orang Kristen sebagai “orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa dalam diri mereka sendiri namun memiliki segala sesuatu di dalam Kristus”. Jadi, keamanan Kristiani tepatnya adalah “segalanya” ini yang berada dalam Kristus. “Segalanya” – ia menambahkan – adalah Yesus Kristus. Hal-hal lain “tidak berarti apa-apa” bagi seorang Kristen. Sebaliknya, Paus memperingatkan, “untuk roh dunia “segalanya” berarti sesuatu: kekayaan, kesombongan”, itu artinya “diterima dengan baik dalam masyarakat” di mana “Yesus bukan apa-apa”. Jadi, seorang Kristen akan berjalan 100 kilometer meski ia hanya diminta untuk berjalan 10 kilometer, “sebab baginya ini “tidaklah ada apa-apanya”. Dan dengan ketenangan, “ia rela memberikan pakaiannya saat diminta jubahnya”. Ini adalah rahasia kebajikan Kristiani yang selalu melangkah bersama-sama dengan kelemahlembutan”: itu adalah” segalanya”, yang adalah Yesus Kristus:
“Seorang Kristen adalah seorang yang membuka hatinya dengan semangat kebajikan, karena ia memiliki “segalanya”: Yesus Kristus. Hal-hal lain “tidak ada apa-apanya”. Beberapa ada yang baik, mereka memiliki tujuan, tapi dalam momen harus memilih dia selalu memilih “segalanya”, dengan kelemah lembutan itu, kelemahlembutan Kristiani yang merupakan tanda murid-murid Yesus: kelemahlembutan dan kebajikan. Untuk hidup seperti ini adalah tidak mudah, karena kalian benar-benar akan menerima tamparan! Bahkan pada kedua pipi! Tapi seorang Kristen adalah lemah lembut, seorang Kristen penuh kebajikan: dia membuka hatinya. Kadang-kadang kita menemukan di antara orang-orang Kristen ini seorang yang kecil hati, dengan ciut hati…. Ini bukan Kekristenan: ini adalah keegoisan, yang bertopeng Kekristenan”.
“Seorang Kristen sejati” – Paus melanjutkan – “tahu bagaimana memecahkan oposisi bi-polar ini, ketegangan yang ada antara “segalanya” dan yang “tidak ada artinya samasekali”, sama seperti Yesus telah mengajarkan kita: “Cari dulu Kerajaan Allah dan keadilannya, yang lainnya akan datang sesudahnya”.
“Kerajaan Allah adalah “segalanya”, yang lainnya adalah sekunder. Dan semua kesalahan orang Kristen, semua kesalahan Gereja, semua kesalahan kita berasal dari saat kita mengatakan “yang tidak berarti” adalah “segalanya”, dan “segalanya” itu kita katakan tidak masuk hitungan … Mengikuti Yesus tidak mudah, namun tidak sulit juga, karena pada jalan kasih Tuhan melakukan hal-hal sedemikian rupa sehingga kita dapat melangkah maju; Tuhan sendiri yang membuka hati kita”.
Inilah yang harus kita doakan – Paus mengatakan – “ketika kita dihadapkan dengan pilihan antara [menerima] tamparan, [melepaskan] jubah, [melangkah] 100 kilometer”, kita harus berdoa kepada Tuhan untuk “membuka hati kita” sehingga “kita penuh kebajikan dan lemah lembut”. Kita harus berdoa supaya kita tidak “berjuang untuk hal-hal kecil, “yang tak berarti apa-apa” dari kehidupan sehari-hari”.
“Ketika seseorang menentukan pilihan untuk “yang tidak berarti apa-apa”, dari pilihan yang menimbulkan konflik dalam keluarga, dalam persahabatan, antar teman, dalam masyarakat. Konflik yang berakhir dengan perang: untuk “sesuatu yang tidak ada artinya”! “Sesuatu yang tidak berarti apa-apa” selalu menjadi benih perang. Karena itu adalah benih keegoisan. “Segalanya” adalah Yesus. Mari kita mohon kepada Tuhan untuk membuka hati kita, membuat kita rendah hati, lemah lembut dan penuh kebajikan karena kita memiliki “segalanya” dalam Dia; dan mari kita mohon kepada-Nya untuk menolong kita menghindari pemicuan masalah sehari-hari yang berasal dari “sesuatu yang tidak berarti apa-apa”.
(AR)
Paus Fransiskus,
Domus Sanctae Marthae, 17 Juni 2013
Diterjemahkan dari: www.news.va


Tags