Latest News

Showing posts with label Sri Paus. Show all posts
Showing posts with label Sri Paus. Show all posts

Tuesday, November 19, 2013

15 alasan Paus Fransiskus menarik perhatian dunia

15 alasan Paus Fransiskus menarik perhatian dunia thumbnail

15 alasan Paus Fransiskus menarik perhatian dunia

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik ini cukup menarik perhatian dunia. Sejak menjabat sebagai Paus, pelayanannya kerap menjadi sorotan. Tindakannya yang terbuka terhadap publik mengundang pandangan tersendiri dari berbagai kalangan.
Bila dibandingkan dengan paus sebelumnya, Paus berusia 74 tahun ini tampak berbeda. Berikut berbagai tanggapan:
1. Sarah Palin menilai Paus adalah sosok yang liberal
Sarah Palin, mantan kandidat wakil presiden Amerika Serikat tahun 2008 ini menilai bahwa Paus ini sedikit liberal dan wanita itu merasa heran bahwa Paus ini tidak khawatir bilamana berbagai media dapat memanipulasi pesan yang disampaikannya.
2. Paus merasa prihatin dengan korban Topan Haiyan, Filipina
Setelah kehancuran akibat Topan Haiyan pekan lalu, Paus Fransiskus memimpin 60 ribu orang untuk berdoa bagi para korban. Ia memutuskan agar Vatikan  menyumbangkan US$ 150 ribu. Meskipun 80 persen warga Filipina adalah Katolik, namun Paus Fransiskus tetap melakukan hal serupa bagi siapapun.
3. Paus memberi pelukan hangat bagi 100 penyandang cacat
Beberapa waktu lalu, Paus menyambut pengunjung Lourdes sebanyak 100 orang dan memberikan pelukan hangat. Lourdes merupakan tempat suci yang diyakini bias menyembuhkan orang yang sakit dan cacat.
4. Paus seorang pribadi yang humoris
Paus juga dikenal sebagai seorang yang homoris. Hal itu pernah dilakukannya ketika ia berpartisipasi dalam acara amal Italia untuk membantu anak-anak sakit. Saat itu dirinya tampil dengan mengenakan hidung badut.
5. Paus akan merangkul setiap orang, tak peduli siapa dia
Beberapa pekan lalu, Paus merangkul seorang pria yang menderita kanker syaraf dan dipenuhi dengan bisul di sekujur tubuhnya. Tindakan ini sebagai bentuk pribadi Paus yang berbela rasa terhadap siapapun.
6. Paus Fransiskus mengerti tentang “keluarga modern”
Paus menyadari bahwa keluarga masa kini telah berubah dan menjadi tanda bahwa sudah waktunya Gereja untuk bergerak maju. Atas hal ini, Paus telah mengajak seluruh Gereja untuk fokus pada hal-hal yang dibutuhkan umat  seperti persoalan pernikahan sesama jenis dan perceraian. Maka ia menganjurkan agar Gereja memodifikasi tradisi Gereja yang kurang efektif.
7. Paus mengajak para pemimpin Gereja untuk hidup sederhana
Paus yang dikenal sebagai pribadi yang sederhana merasa prihatin dengan cara hidup para pemimpin Gereja yang penuh kemewahan. Dengan itu, dirinya mengajak kardinal dan uskup untuk hidup sederhana sebagai bentuk teladan bagi para umat.
8. Dia tidak ingin Gereja Katolik “mencampuri” terkait pernikahan sesama jenis
Paus Fransiskus telah membuat komentar tentang pernikahan sesama jenis. Pada September, katanya, Gereja Katolik tidak berhak untuk “mencampuri” pernikahan gay atau lesbi. Dia  memperingatkan untuk tidak terlalu fokus pada pernikahan gay, hak-hak gay, dan aborsi. Kata-kata ini muncul setelah pernyataan pada Juli yang menarik perhatian dunia. “Jika seseorang gay dan ia mencari Tuhan dan memiliki kemauan baik,” katanya, “siapakah aku untuk menghakimi?”
9.  Dia menggunakan Renault bekas
Paus Fransiskus mendapat hadiah Renault tua yang pernah digunakan  Pastor Renzo Zocca.  Cara itu  banyak yang mengecewakan keamanan Vatikan, yang lebih suka dia menggunakan“Popemobile” (mobil kepausan).
Paus Fransiskus mengemudi mobil tua dan memakai pakaian sederhana karena ia solider dengan kaum miskin di dunia.
10. Dia menentang kapitalisme global
Dia mengkritik keras kapitalisme global. Kritikan itu terjadi selama Misa pada September dimana dia mengatakan dunia telah “mendewakan uang.” “Kita tidak ingin sistem ekonomi global ini yang membuat kita begitu banyak kerusakan,” katanya kepada hadirin. “Manusia harus berada di pusat … bukan uang.”
11. Dia tidak ingin menjadi seorang yang diidolakan
Paus Fransiskus tidak ingin dirinya menjadi seorang yang diidolakan.  Namun, kerendahan hatinya yang membuat dia menjadi idola. Ketika ia melihat kota Buenos Aires mendirikan patung berukuran dirinya di luar Katedral Buenos Aires, ia meminta mereka untuk merobohkan.
12. Dia mencuci kaki tahanan pria dan wanita
Ada banyak cara untuk menjadi rendah hati. Sebuah cara tradisional adalah dengan mencuci kaki orang lain. Paus Fransiskus mengunjungi tahanan remaja Casal Del Marmo di Roma pada Maret lalu dan membasuh kaki beberapa tahanan, termasuk perempuan. Ia adalah paus pertama dalam sejarah untuk membasuh kaki wanita.
13. Dia memiliki akun Twitter
Untuk melakukan evangelisasi dan menjangkau seluruh umat, Paus memiliki akun Twitter dan kini akunnya telah memiliki jutaan pengikut.
14. Ia secara acak akan menelepon Anda
Twitter adalah futuristik, namun Paus Frasiskus juga suka menggunakan teknologi lama. Sejak terpilih sebagai Paus, ia telah merima banyak surat dari seluruh dunia, namun sebagian surat itu ditanggapi dia dengan menelpon secara pribadi.
15. Dia merangkul agama lain
Paus Fransikus merayakan akhir Ramadan tahun ini dengan merangkul umat Muslim. “Saya ingin mengirim salam kepada umat Muslim di seluruh dunia,” katanya.
“Saya berharap bahwa umat Kristen dan umat Muslim terlibat dalam saling menghormati, khususnya melalui pendidikan generasi baru.”
Sumber: globalpost.com

Source : indonesia.ucanews.com

Wednesday, November 13, 2013

Paus Francis Mulai Langkah Serius Perangi Perbudakan Anak

Paus Francis Mulai Langkah Serius Perangi Perbudakan Anak

Paus Francis Mulai Langkah Serius Perangi Perbudakan Anak


Paus Francis duduk bersama dengan sejumlah lembaga di luar Vatikan untuk memulai langkah serius dalam memerangi perbudakan modern seperti kerja paksa dan prostitusi pada Senin(4/11) lalu. Pertemuan yang soal perdagangan organ tubuh dan penyelundupan manusia yang cukup dihadiri oleh puluhan akademisi, dokter dan pendeta dimulai dengan bahasan memprihatinkan.

"Beberapa ahli yakin perdagangan manusia akan memicu perdagangan narkoba dan senjata dalam satu dekade, menjadi tindak kriminal yang sangat fatal di dunia," ujar Marcelo Sanchez Sorondo, Rektor Akademi Kepausan, seperti dilansirHuffingtonpost.com, Senin (4/11).

Sorondo menyatakan bahwa Paus berinvestasi secara penuh untuk fokus pada kasus ini di Amerika Latin. Pasalnya, salah satu kondisi terburuk yang terjadi di Amerika Latin adalah menjadikan anak-anak dan remaja sebagai pengedar narkoba. Dua ahli perdagangan manusia dari Buenos Aires bahkan diundang secara khusus oleh Paus Francis.
Pertemuan ini adalah pertemuan perdana dari langkah serius Paus asal Argentina ini beserta sejumlah pihak lain. Sementara pertemuan selanjutnya rencananya digelar pada tahun 2014 dan 2015.

Peningkatan perdagangan manusia dan perbudakan terhadap anak-anak dan perempuan di dunia cukup mengkawatirkan, sehingga langkah konkret yang dilakukan oleh Paus Francis memberi titik terang penumpasan perbudakan di dunia.

Source : jawaban.com

Wednesday, November 6, 2013

Kedekatan Sri Paus Dengan Anak-Anak













Monday, November 4, 2013

Paus Fransiskus dinobatkan sebagai orang paling berpengaruh keempat di dunia

Paus Fransiskus dinobatkan sebagai orang paling berpengaruh keempat di dunia thumbnail

 01/11/2013

Paus Fransiskus dinobatkan sebagai orang paling berpengaruh keempat di dunia


Paus Fransiskus dinobatkan oleh Forbes sebagai orang keempat yang ‘paling berpengaruh’ di dunia, demikian  majalah bisnis bergengsi Amerika Serikat itu, yang baru saja merilis nama-nama dari “72 orang paling berpengaruh” di planet bumi tahun 2013.
Dalam versi Forbes, Presiden Rusia Vladimir Putin di urutan pertama, disusul oleh Presiden AS Barack Obama dan Presiden Cina Xi Jinping, masing-masing di urutan kedua dan ketiga. Kanselir Jerman Angela Merkel di urutan kelima, yang dinilai sebagai wanita besi di dunia.
Setiap tahun Forbes membuat peringkat kepala negara, pemodal, dermawan dan pengusaha “yang benar-benar mempengaruhi dunia”.
Forbes memilih satu dari setiap 100 juta dari sekitar 7,2 miliar penduduk dunia, dan memilih 72 orang yang dianggap ‘paling berpengaruh’ di kalangan para kandidat tersebut.
Tidak seperti Paus Fransiskus yang menganggap “kekuasaan sebagai sebuah pelayanan”, Forbes menggunakan kriteria yang jauh berbeda untuk mendefinisikan ‘kekuasaan.’
Forbes menjelaskan kriteria tersebut dalam sebuah artikel yang diterbitkan melalui online pada 30 Oktober, di mana ia mengumumkan 72 nama.
Pertama, mereka menilai “apakah para kandidat tersebut memiliki pengaruh besar terhadap banyak orang”.
Kedua, mereka menilai “sumber daya keuangan yang dikontrol oleh setiap orang, dan melihat apakah mereka relatif lebih unggul dibandingkan dengan rekan-rekan mereka”.
Ketiga, mereka memilih “kalau kandidat tersebut memiliki pengaruh dalam banyak bidang”, kalau hanya dalam satu bidang tidak cukup.
Keempat, “mereka memastikan bahwa para calon secara aktif menggunakan kekuatan mereka.”

Source : indonesia.ucanews.com

Saturday, September 14, 2013

Paus akui suka tertidur ketika berdoa

Paus akui suka tertidur ketika berdoa
Reporter : Pandasurya Wijaya

Paus akui suka tertidur ketika berdoa


Paus Fransiskus mengakui dirinya terkadang suka tertidur ketika
sedang berdoa namun dia mengatakan Tuhan memaklumi hal itu.

Paus tengah memimpin misa mingguan di depan sekitar 200 ribu
jemaat berkumpul di Lapangan Basilika Santo Petrus, Vatikan,
kemarin ketika dia mengisahkan neneknya, keputusannya menjadi
pastor dan soal korupsi politik, sepeti dilansir surat kabar the Daily Mail,
Senin (20/5).

Dia juga menceritakan bagaimana dia biasa berdoa setiap hari di depan
latar dan sebelum tidur.

"Terkadang saya tertidur ketika berdoa, setelah capek beraktivitas
seharian. Tapi Tuhan memaklumi," kata dia mengundang tawa hadirin.

Dalam pidatonya Paus menyerukan umat Katolik menyantuni fakir
miskin di lingkungan sekitar. Dia menyebut di luar sana kita bisa
menemukan kemiskinan.

"Hari ini hati saya pedih melihat orang miskin tunawisma meninggal
karena kedinginan. Ini bukan kabar berita," kata Paus.

"Hari ini skandal adalah berita, tapi anak-anak yang tak punya makanan,
bukan berita. Kita tak bisa hidup tenang ketika kemiskinan masih
terjadi di sekitar kita.'

Paus menekankan dunia saat ini bukan hanya sedang mengalami
krisis ekonomi tapi juga krisis nilai-nilai di masyarakat.

"Jika investasi di dunia perbankan jatuh maka semua orang merasa
itu tragedi dan orang-orang panik. Tapi jika ada orang meninggal karena
kelaparan, tak punya makanan atau kesehatan buruk, itu dianggap
bukan apa-apa. Inilah krisis yang sebenarnya," kata Paus.
[fas]

Source : merdeka.com

Paus kecewa banyak pastor dan biarawati muda bergaya hidup mewah

Paus kecewa banyak pastor dan biarawati muda bergaya hidup mewah
Reporter : Pandasurya Wijaya

Paus kecewa banyak pastor dan biarawati muda 
bergaya hidup mewah

Paus Fransiskus akhir pekan lalu mengatakan kepada para pastor dan biarawati
muda Vatikan untuk tidak bergaya hidup mewah dengan menggunakan mobil
keluaran terbaru atau telepon seluler teranyar.

Paus menganjurkan mereka untuk hidup lebih sederhana dan bersahaja,
seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Senin (8/7).

Sebagai bagian dari ajaran Gereja Katolik untuk lebih mendekatkan diri
kepada kaum miskin, Paus menyatakan bergaya hidup mewah seperti itu
bukanlah jalan menuju kebahagiaan.

"Saya merasa tersakiti jika melihat pastor atau biarawati menggunakan
 mobil keluaran terbaru. Kalian tidak bisa melakukan ini," kata Paus.

"Mobil memang perlu untuk membantu pekerjaan, tapi tolong pilihlah
yang sederhana saja. Jika kalian ingin mobil mewah maka pikirkan
berapa banyak anak miskin yangmati kelaparan di berbagai belahan dunia,"
 ujar Paus mengingatkan.

Sejak menggantikan Paus Benediktus Maret lalu, Paus Fransiskus
telah menerapkan sejumlah gaya hidup yang sederhana. Dia lebih
memilih tinggal di rumah dinas Vatikan ketimbang apartemen kepausan
 yang mewah. Paus juga lebih memilih menggunakan mobil kepausan
 Ford Focus yang tidak terlalu mahal daripada mobil yang lebih mewah.
[fas]

Source : Merdeka.com

Thursday, September 12, 2013

Jokowi “Pencitraan”, Paus Juga: Tolak Mobil Resmi

1378972740925929397

Jokowi “Pencitraan”, Paus Juga: Tolak Mobil Resmi

Ini era para pemimpin sederhana! Memimpin dengan (spirit) kesederhanaannya. Pasti menimbulkan pro-kontra dan perdebatan. Tetapi, bukan pro-kontra itu hendak dibahas. Kalau gubernur DKI Joko “Jokowi” Widodo digambarkan sebagai pencitraan, mungkin demikian halnya dengan Paus Fransiskus. Atau, gaya hidup dan jiwa kesedernaan merekalah yang telah menjadikan mereka, Pemimpin bagi masyarakat sekitarnya?

Seperti diberitakan AFP Rabu (9/11) kemarin, Paus Fransiskus kembali memilih menggunakan mobil bekasnya, ketimbang menggunakan mobil kepausan atau popemobile. Kendaraan bekas yang telah digunakan pastor Zocca selama 20 tahun itu, kemudian dijadikan Paus sebagai kendaraan pribadinya.

“Petugas Vatikan khawatir karena Paus Fransiskus kini menggunakan mobil bekas saya jika ingin bepergian. Saya telah memasang ban khusus sebagai pengamanan jika musim dingin tiba dan jalanan ditutupi salju,” terang Zocca.

Indonesia punya Jokowi, sementara Vatikan punya Fransiskus. Jokowi dan Paus Fransiskus yang hidup dengan kesederhanaan dan terobosan atas kemapanan, tampaknya menjadi tidak nyaman bagi kita yang cenderung memilih gaya hidup enak (hedonis) dan menikmati kemewahan, berapa pun harga yang harus dibayar. Mungkin ini era para pemimpin sederhana mengubah pola dan prioritas hidup keseharian.

Tiada niat menyamakan keduanya, Gubernur Jokowi dan Paus Fransiskus. Itulah semangat dan pilihan hidup mereka, dan kebetulan sama. Saya belum mendapat informasi jika Paus sendiri suka musik Rock’n Roll. Musik klasik, hampir pasti ya. Jokowi juga mungkin suka musik klasik. Kalaupun sama, tidak dibuat-buat. Yang pasti sama-sama masih suka blusukan: Jokowi dan Paus Fransiskus Sama: Spirit Blusukan. Mereka juga sama: tidak memikirkan tindakan mereka sekedar pencitraan. Orang lain mungkin berpikir sedemikian.

Source : kompasiana.com

Sunday, August 25, 2013

"10 THINGS POPE FRANCIS WANTS YOU TO KNOW" (Karangan John L. Allen, Jr.)


"10 THINGS POPE FRANCIS WANTS YOU TO KNOW"
(Karangan John L. Allen, Jr.)

1) "SEBUAH GEREJA MISKIN UNTUK ORANG MISKIN"

Di hadapan 6,000 wartawan yang memadati Vatican pada tanggal 16 Maret 2013, Paus Fransiskus mengsharingkan kepada mereka mengapa beliau memilih nama "Fransiskus" yang berasal dari nama St. Fransiskus dari Asisi. Terinspirasi oleh semangat St. Fransiskus, Paus Fransiskus bertanya: "Bagaimana aku dapat menjadi sebuah gereja miskin untuk orang-orang miskin?"

Hal pertama yang Paus Fransiskus ingin Anda ketahui adalah "Yesus Kristus datang untuk mewartakan cinta dan keselamatan kepada semua orang, secara khusus dalam cara yang istimewa kepada orang-orang miskin." Menjadi Kristen berarti dalam cara yang istimewa tak pernah melupakan orang miskin, di mana kita berusaha untuk mengubah sistem dunia dan menempatkan orang-orang miskin dan yang terlupakan pada pusat perhatian kita.

Tema tentang orang miskin ini menjadi kunci homili Paus Fransiskus pada misa inaugurasinya sebagai Paus pada tanggal 19 Maret yang lalu dengan mengatakan bahwa "kekuasaan otentik adalah pelayanan," terutama pelayanan kepada yang paling miskin, lemah dan yang paling tidak penting dalam pandangan manusia."

Perhatiannya terhadap orang miskin bukanlah sesuatu yang datang padanya sesaat ketika beliau menjadi Paus, melainkan menjadi buah-buah permenungan selama hidupnya sebagai seorang imam dan uskup, semasa sebelum menjadi Paus.

Menurutnya, sekarang ini kita sementara hidup dalam sebuah dunia yang tidak seimbang, yang sepertinya tak mampu untuk menghilangkan penderitaan dari kaum tertindas dan terpinggirkan; ketidakadilan dalam pembagian barang, terjadinya dosa sosial, yang semakin membuat banyak saudara kita semakin menderita. Untuk membuktikan keseriusannya terhadap nasib orang miskin, beliau mengunjungi para penderita AIDS, mencuci kaki mereka dan menciumnya.

Karena itu, beliau menghimbau kepada kita semua agar cinta kepada orang miskin tidak berarti harus mengubah kekristenan menjadi sebuah partai politik yang mempunyai program khusus untuk pembaharuan faktor ekonomi dan sosial kemasyarakatan, melainkan turut menjadi "agent" perubahan itu sendiri, memperhatikan dan mencintai orang miskin sebagai mana mereka adanya.

Tidak ada keraguan bahwa Paus Fransiskus berasal dari benua Amerika Latin sehinga beliau sangat mengerti tentang kemiskinan dan membawa serta jeritan dunia (orang-orang) miskin bersamanya. Karenanya beliau ingin menyuarakan suara jeritan orang-orang miskin kepada dunia; menyuarakan ketidakadilan ekonomi global, menentang pembantaian karena perang dan kejahatan. Dalam segalanya Paus Fransiskusi ingin menjadi penyambung lidah kaum miskin dan papa kepada dunia sekarang ini.

Akhirnya, lewat segala yang diperbuatnya selama ini, kita bisa menyimpulkan bahwa "beliau adalah Paus untuk orang-orang miskin." Dengan kata lain, Paus Fransiskus ingin sebuah komitment baru terhadap orang miskin bahwa mereka akan menjadi pusat perhatian dalam kekristenan di dunia saat ini, dan beliau ingin agar kepausannya menjadi suara yang dapat dipercaya untuk menyampaikan pesan ini kepada dunia."


Ringkasan dan terjemahan bebas oleh Romo Inno Ngutra.


Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

Source : FB Bangga Menjadi Katolik

Wednesday, August 21, 2013

Paus: Iman bukan hiasan tapi kekuatan jiwa

Paus: Iman bukan hiasan tapi kekuatan jiwa thumbnail

Paus Fransiskus  pada hari Minggu menegaskan kembali seruannya untuk perdamaian terkait krisis yang sedang berlangsung di Mesir dengan mengajak semua pihak terus berdoa bersama bagi perdamaian di Mesir.
Selain itu Bapa Suci juga mengenang orang-orang yang tewas dalam tabrakkan Kapal Feri  di Filipina pekan  ini dan berdoa untuk keluarga yang berduka.
Paus berbicara menyusul doa Angelus dari apartemen Kepausan di Lapangan Santo Petrus.
Selama doa Angelusnya, Paus Fransiskus mengambil bacaan Injil hari Minggu.
Dia menjelaskan bahwa perikop yang terdapat dalam Surat Ibrani: “”Marilah kita berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang terbentang di hadapan kita sambil menjaga mata kita tertuju pada Yesus”, adalah sebuah ungkapan yang harus kita tekankan terutama di Tahun Iman ini.
Paus mengatakan bahwa Yesus adalah kunci untuk hubungan yang penuh kasih dengan Allah. Dia adalah satu-satunya pengantara hubungan di antara kita dan Bapa kita di surga.
Bapa Suci kemudian mengalihkan perhatian ke perikop lain dalam liturgi hari Minggu, yang menurutnya perlu dijelaskan agar tidak menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman.
Paus Fransiskus  mengacu pada kata-kata yang Yesus berbicara kepada para murid-Nya “kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan” (Luk 12:51).
“Tapi, apa artinya ini?” tanya Paus.
Dia menjelaskan bahwa “itu berarti bahwa iman bukan merupakan hiasan, tidak ada untuk menghiasi hidup Anda dengan sedikit ‘beragama.” Tidak, iman, kata Paus Fransiskus, memilih Allah sebagai pusat kehidupan seseorang, seraya menambahkan bahwa Allah tidak kosong, ia tidak netral, Allah adalah kasih.
Yesus, lanjut Paus Fransiskus  tidak ingin memisahkan orang-orang satu sama lain, sebaliknya, Yesus adalah damai kita. Tapi, dia menetapkan kriteria: hidup untuk diri sendiri, atau hidup untuk Allah.
Jadi, kata Paus, “kata Injil tidak mengizinkan penggunaan kekuatan untuk menyebarkan iman. Ini ‘justru sebaliknya:  kekuatan sejati orang Kristen adalah kekuatan kebenaran dan kasih, yang mengarah ke penolakan dari kekerasan “Iman dan kekerasan tidak dapat didamaikan”.
Pada akhir pidatonya, Bapa Suci lagi menekankan bahwa iman bukan merupakan sebuah hiasan tetapi kekuatan jiwa.
Sumber: radiovaticana.va

Friday, July 12, 2013

Paus Fransiskus ucapkan selamat menjalankan Ibadah Puasa kepada umat Muslim

Paus Fransiskus ucapkan selamat menjalankan Ibadah Puasa kepada umat Muslim thumbnail
Paus Fransiskus

Paus Fransiskus ucapkan selamat menjalankan Ibadah Puasa kepada umat Muslim

Paus Fransiskus mengucapkan selamat memulai ibadah puasa kepada umat Muslim di malam pertama bulan suci Ramadan, Senin (8/7).
Ucapan itu disampaikan paus ketika mengunjungi para imigran yang sebagian besar berasal dari wilayah Afrika Utara di Pulau Lampedusa, Italia.
“Saya menyampaikan selamat dari hati untuk warga Muslim imigran yang pada malam ini akan memulai puasa Ramadan dan berharap agar mereka mendapat pahala yang berlimpah,” kata Paus Fransiskus, seperti dilansir beritasatu.com.
“Gereja Katolik selalu bersama Anda dalam pencarian hidup yang layak bagi Anda dan keluarga Anda,” lanjut Paus Fransiskus.
Dalam kunjungan keluar Roma pertama sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus mengunjungi imigran yang terlantar di pulau kecil itu.
Dalam sebuah Misa yang dihadiri oleh 15.000 umat Katolik lokal, dia mengatakan ingin menggugat rasa kemanusiaan manusia yang menelantarkan ribuan imigran di Lampedusa.
Lampedusa adalah titik masuk utama imigran dari Afrika Utara yang ingin mencari kehidupan baru di Eropa. Ribuan imigran tiba di pulau itu setiap tahun menggunakan perahu.
Beberapa ribu imigran tenggelam atau tewas karena dehidrasi akibat perjalanan menyebrangi laut selatan Mediterania.
Source : indonesia.ucanews.com

Monday, July 8, 2013

Paus Fransiskus: Buang Makanan Sama dengan Mencuri dari Orang Miskin

Foto yang dirilis Kantor Pers Vatikan, Selasa (13/3), memperlihatkan Paus Fransiskus, Paus ke-266, sedang menerima sambutan hangat ribuan umat Katolik dari balkon Basilika Santo Petrus.
Foto yang dirilis Kantor Pers Vatikan, Selasa (13/3), memperlihatkan Paus Fransiskus, Paus ke-266, sedang menerima sambutan hangat ribuan umat Katolik dari balkon Basilika Santo Petrus. (sumber: AFP/OSSERVATORE ROMANO)

Paus Fransiskus: Buang Makanan Sama dengan Mencuri dari Orang Miskin

Vatikan - Paus Fransiskus mengecam budaya membuang makanan di tengah dunia yang kian konsumeristis dan mengatakan mereka yang membuang makanan sama dengan mencuri makanan orang-orang miskin.
"Kakek-nenek kita biasa menasehatkan agar jangan membuang makanan sisa. Konsumerisme telah membuat kita terbiasa menyisakan makan setiap hari dan kita gagal melihat nilai sejatinya," kata Fransiskus dalam audiensi mingguannya di Lapangan St Petrus, Rabu (5/6).
"Membuang makanan sama dengan mencuri dari meja mereka yang miskin dan kelaparan," kecam dia.
Sejak menggantikan Paus Benediktus XVI pada Maret lalu ia selalu mengingatkan 1,2 juta umat Katolik di seluruh dunia untuk membela kaum miskin dan mempraktekan hidup sederhana. Dia juga mendesak dilakukannya reformasi finansial global.
Menurut badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi pangan dunia (FAO), sekitar 1,3 miliar metrik ton makanan, atau setara dengan sepertiga dari makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia, dibuang setiap tahunnya.
Di tengah peradaban industri mayoritas makanan itu dibuang oleh konsumennya sendiri dan itu sering terjadi karena makanan yang diberli terlalu banyak.
Sementara itu PBB mengungkapkan bahwa sebanyak 870 juta jiwa di dunia mengalami kelaparan, sementara 2 miliar orang lainnya menderita gizi buruk.
Penulis: Liberty Jemadu/BER
Sumber:Reuters

Lawan Gaya Hidup Mewah Vatikan, Paus Tolak Nonton Konser Musik Klasik

Singgasana kepausan kosong di tengah ruang konser di Vatikan. Paus Fransiskus menolak hadir dalam konser musik klasik yang digelar Sabtu (22/6).
Singgasana kepausan kosong di tengah ruang konser di Vatikan. Paus Fransiskus menolak hadir dalam konser musik klasik yang digelar Sabtu (22/6). (sumber: EPA)

Lawan Gaya Hidup Mewah Vatikan, Paus Tolak Nonton Konser Musik Klasik


Vatikan - Paus Fransiskus memberi pesan perlawanan terhadap gaya hidup kelas atas Vatikan setelah menolak hadir dalam sebuah konser musik klasik, acara yang seharusnya mendudukkan dia sebagai tamu kehormatan.
Konser klasik yang digelar Sabtu (22/6) sudah dijadwalkan sebelum pemilihannya pada Maret silam. Singgasana putih kepausan yang diletakan di tengah ruangan yang megah itu tetap kosong sampai konser selesai digelar.
Foto kursi yang kosong itu kemudian menghiasi halaman berbagai surat kabar Italia. Surat kabar Corriere della Sera edisi Minggu bahkan memberi judul "unjuk kekuasaan" untuk cara Fransiskus untuk memaksa para elit Gereja Katolik hidup sederhana.
Ketidakhadiran paus asal Argentina dalam acara yang dipadati oleh kardinal dan undangan terhormat Italia diumumkan oleh seorang uskup agung, yang mengatakan bahwa paus sedang menghadiri acara penting "yang tidak bisa ditunda."
Para uskup mengatakan bahwa absennya Fransiskus bukan karena masalah kesehatan tetapi karena dia ingin mengirim pesan bahwa gereja sedang berada dalam keprihatinan dan karenanya masih banyak pekerjaan pelayanan yang harus diselesaikan dari pada duduk menikmati konser yang mewah.
"Itu membuat kami terkejut," kata seorang sumber Vatikan yang enggan menyebutkan namanya kepada Reuters, "Di Argentina mereka mungkin tahu untuk tidak menyelenggarakan acara sosial seperti konser untuk dia karena dia mungkin tidak akan mau hadir."
Sejak terpilih pada 13 Maret silam, paus bernama asli Jorge Bergoglio itu, tidak pernah menginap di apartemen kepausan yang luas nan mewah.
Dia lebih memilih tinggal di sebuah rumah tamu kecil, tempat para penghuninya menghabiskan makan malam bersama, dan merayakan misa harian di sebuah kapela kecil, bukan di kapela pribadi kepausan yang terletak di Istana Apostolik.
Sehari sebelum konser itu digelar Fransiskus mengatakan bahwa para uskup harus mendekatkan diri dengan masyarakat kecil dan jangan mempunyai mental pangeran atau bangsawan.
Ketika konser sedang berlansung Fransiskus diyakini sedang berada hanya beberapa meter dari situ, sedang menggelar rapat dengan Curia - badan pemerintahan Vatikan yang sedang banyak didera masalah.
Penulis: Liberty Jemadu/BER
Sumber:Reuters

Friday, April 26, 2013

" Urbi Et Orbi "


Pope Francis delivers his Easter blessing "urbi et orbi" (to the city and the world) from the central balcony of St. Peter's Basilica at the Vatican March 31

The Life Of Pope Francis

Pope Francis: "The Church is not a bureaucratic organization, but a love story."



Pope Francis: "The Church is not a bureaucratic organization, but a love story."

This was Pope Francis’ message during Wednesday’s Mass in the Chapel of the Casa Santa Marta.
Attending the Mass this morning were employees of the Institute for the Works of Religion, commonly called the Vatican bank. Cardinal Javier Lozano Barragán, President Emeritus of the Pontifical Council for Health Pastoral Care, concelebrated Mass with the Holy Father.


The day’s readings tell the story of the growth of the first Christian community. In his homily, the Pope warned against being tempted to make "deals" simply to get "more partners in this enterprise."


Instead, he said, “the road that Jesus willed for His Church is otherwise: the way of difficulties, the way of the Cross, the way of persecution . . . And this makes us wonder: what is this Church? Because it seems it is not a human enterprise."
The Church, he said, is "something else." The disciples do not make the Church – they are the messengers sent by Jesus. And Christ was sent by the Father: “The Church begins there,” he said, “in the heart of the Father, who had this idea . . . of love. So this love story began, a story that has gone on for so long, and is not yet ended. We, the women and men of the Church, we are in the middle of a love story: each of us is a link in this chain of love. And if we do not understand this, we have understood nothing of what the Church is."


The temptation is to focus on the growth of the Church without taking the path of love: "But the Church does not grow by human strength. Some Christians have gone wrong for historical reasons, they have taken the wrong path, they have raised armies, they have waged wars of religion: that is another story, that is not the story of love. Yet we learn, with our mistakes, how the story of love goes. But how does it increase? Jesus said simply: like the mustard seed, it grows like yeast in the flour, without noise."


A head of state once asked how big the Pope’s army was. The Church does not increase “through military might”, said Pope Francis, but through the power of the Holy Spirit. This is because the Church is not just another organisation: “she is Mother” he said. The Pope commented on the number of mothers present at the Mass. 


“How would you feel,” he asked, “if someone said: she’s a domestic administrator? 'No, I am the mother!' And the Church is Mother. And we are in the middle of a love story that continues thanks to the power of the Holy Spirit. All of us together are a family in the Church, who is our Mother."

The Pope concluded his reflection with a prayer to Mary, asking that she might "give us the grace of the spiritual joy of participating in this love story."


Source : FB Pope Francis

Pope Francis: "The Church is not a bureaucratic organization, but a love story."



Pope Francis: "The Church is not a bureaucratic organization, but a love story."

This was Pope Francis� message during Wednesday�s Mass in the Chapel of the Casa Santa Marta.
Attending the Mass this morning were employees of the Institute for the Works of Religion, commonly called the Vatican bank. Cardinal Javier Lozano Barrag�n, President Emeritus of the Pontifical Council for Health Pastoral Care, concelebrated Mass with the Holy Father.


The day�s readings tell the story of the growth of the first Christian community. In his homily, the Pope warned against being tempted to make "deals" simply to get "more partners in this enterprise."


Instead, he said, �the road that Jesus willed for His Church is otherwise: the way of difficulties, the way of the Cross, the way of persecution . . . And this makes us wonder: what is this Church? Because it seems it is not a human enterprise."
The Church, he said, is "something else." The disciples do not make the Church � they are the messengers sent by Jesus. And Christ was sent by the Father: �The Church begins there,� he said, �in the heart of the Father, who had this idea . . . of love. So this love story began, a story that has gone on for so long, and is not yet ended. We, the women and men of the Church, we are in the middle of a love story: each of us is a link in this chain of love. And if we do not understand this, we have understood nothing of what the Church is."


The temptation is to focus on the growth of the Church without taking the path of love: "But the Church does not grow by human strength. Some Christians have gone wrong for historical reasons, they have taken the wrong path, they have raised armies, they have waged wars of religion: that is another story, that is not the story of love. Yet we learn, with our mistakes, how the story of love goes. But how does it increase? Jesus said simply: like the mustard seed, it grows like yeast in the flour, without noise."


A head of state once asked how big the Pope�s army was. The Church does not increase �through military might�, said Pope Francis, but through the power of the Holy Spirit. This is because the Church is not just another organisation: �she is Mother� he said. The Pope commented on the number of mothers present at the Mass. 


�How would you feel,� he asked, �if someone said: she�s a domestic administrator? 'No, I am the mother!' And the Church is Mother. And we are in the middle of a love story that continues thanks to the power of the Holy Spirit. All of us together are a family in the Church, who is our Mother."

The Pope concluded his reflection with a prayer to Mary, asking that she might "give us the grace of the spiritual joy of participating in this love story."


Source : FB Pope Francis

"Dear young people, have a great heart! Do not be afraid to dream big things!"




"Dear young people, have a great heart! Do not be afraid to dream big things!" - Pope Francis

Pope Francis's appeal to the young during the audience: "To you, who are at the beginning of life's journey, I ask: Have you thought about the talents that God has given you? Have you thought about how you can put them at the service of others? 

Do not bury the talents! Bet on great ideals, ideals that expand the heart, the ideals of service that will make your talents fruitful. Life is given to us not to jealously preserve it for ourselves, but so that we make a gift of it to others. Dear young people, have a great heart! Do not be afraid to dream big things!"


"It is not possible to find Jesus outside the Church." - Pope Francis (Homily on the Feast of St. George)


Swiss Guards celebrated the Pope Francis' name day by playing music for him after the Eucharistic celebration, in the Vatican Apostolic Palace courtyard of San Damaso. 


Pope Francis leaves the Sistine Chapel after being elected pope and shortly before appearing for the first time on the central balcony of St. Peter's Basilica at the Vatican March 13. (CNS photo/L'Osservatore Romano)



Bernadette Massey : Oh How Beautiful Brings me to tears God work is so Beautiful.......



Pope Francis praying at the tomb of Pope St. Pius V


Pope Francis this morning at Santa Maria Maggiore






Source : FB Pope Francis


Wednesday, April 24, 2013

Paus Fransiskus, Angin Perubahan di Vatikan

Paus Fransiskus mencium kening bayi


TERPILIHNYA Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ menjadi Paus Fransiskus memberi banyak kejutan besar tidak hanya bagi Gereja Katolik Semesta, melainkan juga bagi dunia pada umumnya. Pertama-tama tentu saja, orang dibuat ‘terperangah’ karena inilah pertama kalinya seorang Jesuit terpilih menjadi Paus dalam sejarah. Juga karena dia datang dari Amerika Latin dan akhirnya ‘berani’ memilih nama Fransiskus (Assisi) sebagai identitas kepausannya untuk sebuah alasan yang sangat masuk akal: bersemangat sederhana, berjiwa miskin, dan perhatian kepada kaum papa.

Lebih dari itu, Paus Fransiskus juga telah berani melakukan pendobrakan: keluar dari “tradisi” Tahta Suci yang dia lakukan tentu saja  dengan tujuan sangat mulia. Pertama-tama, dia berani “menanggalkan” sepatu merah yang khas dipakai oleh paus dan tetap mengenakan sepatu hitam kesukaannya. Lalu, dia tetap memakai kalung salib berbahan baku perunggu –bukan berbahan emas layaknya dipakai seorang paus—yang sudah dia kenakan sejak menerima tahbisan uskup.

Berikut, dia memutuskan  tidak melakukan prosesi “triduum” Trihari Suci dengan mengambil Basilika Santo Petrus sebagai nafas dan pusat liturgi sepanjang Trihari Suci. Melainkan, beliau justru memilih Penjara Casal del Marmo untuk merayakan Kamis Putih bersama para narapidana remaja dan kemudian berkenan membasuh kaki mereka.

Lalu, keputusan beliau untuk tidak (mau) tinggal di apartemen paling atas Vatikan –tempat khusus layaknya para Paus sebelumnya tinggal menetap. Melainkan, Paus Fransiskus malah memilih sebuah kamar kecil sebagai “rumahnya” yang baru di Vatikan. Kebiasaan tinggal di sebuah rumah berupa apartemen kecil sederhana daripada wisma keuskupan yang luas sudah beliau lakoni sejak menjadi Uskup Agung Buenos Aires, Argentina.

Di situ, beliau masak dan mencuci pakaiannya sendiri.


Menjawab tantangan zaman

Hari-hari menjelang konklaf, para dewan kardinal sudah terlebih dahulu berkutat dengan pertanyaan penting: kali ini, fokus proses eleksi paus baru lebih dititikberatkan pada pertanyaan Gereja membutuhkan figur paus macam apa daripada siapa paus baru yang akan dipilih. Rasanya, terpilihnya Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ menjadi Paus Fransiskus menjawab pertanyaan sidang prakonklaf dan kebutuhan Gereja saat ini: menggemakan kembali “khitah” Gereja sebagai paguyuban umat beriman yang peduli pada kaum papa dan tertindas serta bersemangatkan sederhana dan berjiwa miskin.

Terpilihnya Paus Fransiskus sepertinya “keputusan” Tuhan sendiri yang telah memberi kepada GerejaNya seorang pemimpin umum yang baru dengan semangat kristiani yang paling dasariah yakni semangat miskin, berjiwa sederhana, dan berani melalukan ‘terobosan’ baru ketika Gereja dan umat beriman masa kini sudah mulai hanyut dalam ritualisme dan aksesori-aksesori gerejani berupa kemewahan dalam beribadat.

Padahal, jiwa hidup kristiani justru bukan terletak pada ritualisme iman. Melainkan pada bagaimana iman kepada Yesus Kristus itu dihayati, dipraktikkan dan kemudian diwartakan.


Paus Fransiskus melalui hidupnya yang sederhana dan pilihan-pilihannya yang ‘menakjubkan” seperti Kamis Putih di penjara, keluar dari barisan protokoler untuk memeluk orangtua dan anak cacat, hidup di sebuah ruangan kecil  harus dibaca sebagai sebuah “kesaksian iman”. Romo BS Mardiaatmadja SJ dalam sebuah komentarnya saat mengkritisi Misa Paska di Vatikan melalui Indosiar dengan jeli mengamati hal itu.

Kata Romo Mardi, dalam Misa Paska yang anggun dan besar itu Paus tidak memberikan homili. “Pada hemat saya, homilinya ya hidup pribadi Sri Paus itu sendiri yang penuh dengan hal-hal menakjuban,” kata dosen teologi STF Driyarkara ini saat menjawab pertanyaan anchor Indosiar Olga Lydia dan Susan Bachtiar, Minggu (31/3) siang lalu.

Mungkinkah semua hal itu karena Paus Fransiskus ini adalah seorang Jesuit?

Bisa jadi ya, sekalipun jawaban ini bisa diplintir oleh komentar: pastilah begitu karena yang menulis ini adalah seorang mantan Jesuit.

Tapi bagi saya, hal-hal menakjubkan dari seorang Paus Fransiskus itu adalah hal wajar justru karena sebagai Jesuit, beliau sudah terbiasa mempraktikkan hidup berdasarkan diskresi (pembedaan roh, demikian menurut terminologi khas Jesuit Latihan Rohani). Sebagai Jesuit pada umumnya, beliau juga orang yang egaliter: mempraktikkan gaya bergaul yang luwes, supel dan hangat; apalagi dalam diri Paus mengalir darah Italia yang kental dan budaya Amerika Latin yang hangat dan dinamis.

Gereja Katolik Semesta kini mengalami kejutan-kejutan membahagiakan karena Tuhan telah mengirim wakilnya yang terbaik dari Bumi Selatan yakni Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ menjadi Paus Fransiskus, penerus pemegang kekuasaan Tahta Suci di Vatikan.

Entah karena wajah dan gayanya nyaris sama dengan Paus Johannes XXIII yang berani mendeklarasikan perlunya Gereja Katolik Semesta menyelenggarakan Konsili Vatikan II, saya malah kepikiran: jangan-jangan Jesuit yang penuh kejutan ini nanti akan mengguncang Gereja dan dunia dengan Konsili Vatikan III.

Maka lengkaplah sudah, Paus Fransiskus  menjadi whistle blower di Vatikan yang tengah menggelorakan angin perubahan ke setiap sudut-sudut Gereja Katolik Semesta.

Source : sesawi.net

Paus Fransiskus, Angin Perubahan di Vatikan

Paus Fransiskus mencium kening bayi


TERPILIHNYA Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ menjadi Paus Fransiskus memberi banyak kejutan besar tidak hanya bagi Gereja Katolik Semesta, melainkan juga bagi dunia pada umumnya. Pertama-tama tentu saja, orang dibuat �terperangah� karena inilah pertama kalinya seorang Jesuit terpilih menjadi Paus dalam sejarah. Juga karena dia datang dari Amerika Latin dan akhirnya �berani� memilih nama Fransiskus (Assisi) sebagai identitas kepausannya untuk sebuah alasan yang sangat masuk akal: bersemangat sederhana, berjiwa miskin, dan perhatian kepada kaum papa.

Lebih dari itu, Paus Fransiskus juga telah berani melakukan pendobrakan: keluar dari �tradisi� Tahta Suci yang dia lakukan tentu saja  dengan tujuan sangat mulia. Pertama-tama, dia berani �menanggalkan� sepatu merah yang khas dipakai oleh paus dan tetap mengenakan sepatu hitam kesukaannya. Lalu, dia tetap memakai kalung salib berbahan baku perunggu �bukan berbahan emas layaknya dipakai seorang paus�yang sudah dia kenakan sejak menerima tahbisan uskup.

Berikut, dia memutuskan  tidak melakukan prosesi �triduum� Trihari Suci dengan mengambil Basilika Santo Petrus sebagai nafas dan pusat liturgi sepanjang Trihari Suci. Melainkan, beliau justru memilih Penjara Casal del Marmo untuk merayakan Kamis Putih bersama para narapidana remaja dan kemudian berkenan membasuh kaki mereka.

Lalu, keputusan beliau untuk tidak (mau) tinggal di apartemen paling atas Vatikan �tempat khusus layaknya para Paus sebelumnya tinggal menetap. Melainkan, Paus Fransiskus malah memilih sebuah kamar kecil sebagai �rumahnya� yang baru di Vatikan. Kebiasaan tinggal di sebuah rumah berupa apartemen kecil sederhana daripada wisma keuskupan yang luas sudah beliau lakoni sejak menjadi Uskup Agung Buenos Aires, Argentina.

Di situ, beliau masak dan mencuci pakaiannya sendiri.


Menjawab tantangan zaman

Hari-hari menjelang konklaf, para dewan kardinal sudah terlebih dahulu berkutat dengan pertanyaan penting: kali ini, fokus proses eleksi paus baru lebih dititikberatkan pada pertanyaan Gereja membutuhkan figur paus macam apa daripada siapa paus baru yang akan dipilih. Rasanya, terpilihnya Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ menjadi Paus Fransiskus menjawab pertanyaan sidang prakonklaf dan kebutuhan Gereja saat ini: menggemakan kembali �khitah� Gereja sebagai paguyuban umat beriman yang peduli pada kaum papa dan tertindas serta bersemangatkan sederhana dan berjiwa miskin.

Terpilihnya Paus Fransiskus sepertinya �keputusan� Tuhan sendiri yang telah memberi kepada GerejaNya seorang pemimpin umum yang baru dengan semangat kristiani yang paling dasariah yakni semangat miskin, berjiwa sederhana, dan berani melalukan �terobosan� baru ketika Gereja dan umat beriman masa kini sudah mulai hanyut dalam ritualisme dan aksesori-aksesori gerejani berupa kemewahan dalam beribadat.

Padahal, jiwa hidup kristiani justru bukan terletak pada ritualisme iman. Melainkan pada bagaimana iman kepada Yesus Kristus itu dihayati, dipraktikkan dan kemudian diwartakan.


Paus Fransiskus melalui hidupnya yang sederhana dan pilihan-pilihannya yang �menakjubkan� seperti Kamis Putih di penjara, keluar dari barisan protokoler untuk memeluk orangtua dan anak cacat, hidup di sebuah ruangan kecil  harus dibaca sebagai sebuah �kesaksian iman�. Romo BS Mardiaatmadja SJ dalam sebuah komentarnya saat mengkritisi Misa Paska di Vatikan melalui Indosiar dengan jeli mengamati hal itu.

Kata Romo Mardi, dalam Misa Paska yang anggun dan besar itu Paus tidak memberikan homili. �Pada hemat saya, homilinya ya hidup pribadi Sri Paus itu sendiri yang penuh dengan hal-hal menakjuban,� kata dosen teologi STF Driyarkara ini saat menjawab pertanyaan anchor Indosiar Olga Lydia dan Susan Bachtiar, Minggu (31/3) siang lalu.

Mungkinkah semua hal itu karena Paus Fransiskus ini adalah seorang Jesuit?

Bisa jadi ya, sekalipun jawaban ini bisa diplintir oleh komentar: pastilah begitu karena yang menulis ini adalah seorang mantan Jesuit.

Tapi bagi saya, hal-hal menakjubkan dari seorang Paus Fransiskus itu adalah hal wajar justru karena sebagai Jesuit, beliau sudah terbiasa mempraktikkan hidup berdasarkan diskresi (pembedaan roh, demikian menurut terminologi khas Jesuit Latihan Rohani). Sebagai Jesuit pada umumnya, beliau juga orang yang egaliter: mempraktikkan gaya bergaul yang luwes, supel dan hangat; apalagi dalam diri Paus mengalir darah Italia yang kental dan budaya Amerika Latin yang hangat dan dinamis.

Gereja Katolik Semesta kini mengalami kejutan-kejutan membahagiakan karena Tuhan telah mengirim wakilnya yang terbaik dari Bumi Selatan yakni Kardinal Jorge Mario Bergoglio SJ menjadi Paus Fransiskus, penerus pemegang kekuasaan Tahta Suci di Vatikan.

Entah karena wajah dan gayanya nyaris sama dengan Paus Johannes XXIII yang berani mendeklarasikan perlunya Gereja Katolik Semesta menyelenggarakan Konsili Vatikan II, saya malah kepikiran: jangan-jangan Jesuit yang penuh kejutan ini nanti akan mengguncang Gereja dan dunia dengan Konsili Vatikan III.

Maka lengkaplah sudah, Paus Fransiskus  menjadi whistle blower di Vatikan yang tengah menggelorakan angin perubahan ke setiap sudut-sudut Gereja Katolik Semesta.

Source : sesawi.net

Sunday, March 17, 2013

PAUS FRANSISKUS: GEREJA ADA UNTUK MENGOMUNIKASIKAN KEBENARAN, KEBAIKAN DAN KEINDAHAN (Audiensi lebih dari 5000 wartawan dgn Paus)


“Kita tidak dipanggil untuk mengomunikasikan diri sendiri, tetapi trinitas ... Gereja ada untuk mengomunikasikan Kebenaran, Kebaikan dan Keindahan," demikian refleksi Paus Fransiskus tentang “Trinitas Komunikasi: Kebenaran, Kebaikan dan Keindahan."

Refleksi itu disampaikan oleh Paus Fransiskus saat audiensi dengan lebih dari 5000 wartawan dari seluruh dunia tanggal 16 Maret 2013, pukul 11.00, waktu Roma, di Aula Paulus VI. Lobi aula itu telah diubah menjadi Media Center yang melayani para wartawan yang terakreditasi dengan Kantor Pers Tahta Suci, termasuk beberapa wartawan dari dan untuk media di Indonesia, selama masa transisi kepausan.

Paus Fransiskus yang menyapa orang-orang media dengan lambaian tangan dan senyuman serta sapaan "teman-teman," berbicara tentang peran media massa yang berkembang pesat sehingga menjadi sarana penting untuk menginformasikan peristiwa-peristiwa sejarah kontemporer kepada dunia.

Paus berterima kasih untuk pelayanan media selama hari-hari terakhir ini. Dengan penuh canda Paus mengatakan bahwa media sudah bekerja dengan begitu kerasnya. Paus juga berbicara tentang betapa kompleks menulis atau melaporkan peristiwa sejarah seperti pemilihan Paus dan betapa pentingnya menyajikan peristiwa seperti itu dalam terang Iman.

Paus berterima kasih untuk peliputan profesional yang dilakukan orang-orang media selama hari-hari ini. “Kalian bekerja sungguh-sungguh, ya?” kata Paus seraya menegaskan bahwa “saat ini mata-mata seluruh dunia, bukan hanya mata-mata orang Katolik, berpaling ke Kota Abadi.”

Selama beberapa minggu terakhir, kata Paus, “kalian telah memberi informasi tentang Tahta Suci dan tentang Gereja, beserta ritual, tradisi, dan imannya, dan di atas segala-galanya tentang peran Paus dan pelayanannya.”

Menurut Paus, peristiwa-peristiwa gerejawi tentu tidak lebih rumit dari peristiwa politik atau ekonomi. “Tapi mereka memiliki ciri pokok tertentu. Polanya tidak terlalu sama dengan kategori ‘duniawi’ yang biasa kita gunakan. Dengan demikian, tidaklah mudah mengartikan dan mengomunikasikannya kepada publik yang lebih luas dan lebih bervariasi.”

Gereja tentunya merupakan lembaga manusia dan sejarah dengan segala kebutuhannya, jelas Paus, namun sifatnya tidaklah politis, tetapi spiritual. “Gereja adalah umat Allah, Umat Kudus Allah yang berupaya berjumpa dengan Yesus Kristus. Hanya dengan perspektif inilah cerita yang bagus tentang kehidupan dan kegiatan Gereja bisa dihasilkan.”

Dari tengah umat Allah, dipilih seseorang sebagai wakil Kristus, Pengganti Rasul Petrus. Namun Kristus tetap pusat, bukan Pengganti Petrus. Kristus adalah titik acuan fundamental, jantung Gereja. Tanpa Dia, Petrus dan Gereja tidak akan ada atau tidak ada alasan untuk ada.

Tokoh utama dari semua peristiwa ini, kata Paus, adalah Roh Kudus. "Dialah yang mengilhami keputusan Paus Benediktus XVI demi kebaikan Gereja, Dialah yang mengilhami pilihan para kardinal." Itu perlu diingat saat berupaya mengartikan peristiwa-peristiwa beberapa hari lalu.

Salah satu sorotan utama dalam audiensi itu adalah cerita Paus tentang bagaimana sampai dia memilih nama yang digunakan untuk jabatannya itu, Fransiskus.

Beberapa orang, kata Paus, masih belum tahu apakah dia menamakan dirinya Fransiskus Xaverius atau Fransiskus dari Sales, atau Santo Fransiskus dari Asisi. Untuk menjawab ketidaktahuan itu, Paus bercerita bahwa di saat konklaf, dia duduk di samping teman baiknya, Uskup Agung emeritus Sao Paulo dan Prefek emeritus Kongregasi untuk Klerus, Claudio Kardinal Hummes.

"Ketika suasana semakin berbahaya, dia menghibur saya," cerita Paus. Dan ketika suara sedang dihitung dan semakin jelas terpilihnya Paus, para kardinal mulai bertepuk tangan dan Kardinal Hummes "memeluk saya dan mencium saya dan berkata, ‘Jangan lupa orang miskin’ ... dan itu menghantam saya ... orang miskin ... Serentak saya berpikir tentang Santo Fransiskus dari Asisi ... Fransiskus adalah manusia perdamaian, manusia kemiskinan, manusia yang mencintai dan melindungi ciptaan.”

Itulah ceritanya bagaimana nama itu muncul dalam pikiran Paus Fransiskus. "Bagaimana saya akan mencintai Gereja yang miskin dan untuk orang miskin,” kata Paus yang juga menceritakan saran beberapa orang agar dia mengambil nama Paus Adrianus karena kaitannya dengan reformasi Gereja.

Karena kenyataannya bahwa dia seorang Yesuit, ada juga yang meminta agar dia mengambil nama Clementus XV untuk membalas Clementus XIV yang menekan Serikat Yesus di tahun 1773.

Paus Fransiskus mengakhiri pertemuannya dengan perwakilan media massa dari seluruh penjuru dunia dengan menyampaikan salam hangat bagi mereka, bagi pekerjaan mereka dan bagi keluarga mereka.

Namun Paus pertama yang non-Eropa di era modern, yang pertama dari Amerika Latin, yang pertama dari Serikat Yesus, dan yang pertama menggunakan nama Fransiskus itu memberikan berkat apostolik dengan diam, karena menghormati kenyataan bahwa tidak semua wartawan yang hadir beriman Katolik bahkan ada yang tidak beragama.***



Souce : FB PEN@ Indonesia

Tags