Latest News

Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Friday, July 31, 2020

LENSA BATIN

gambar ilustrasi
Kita semua pasti memiliki cara pandang  yang berbeda tentang kehidupan.  Cara pandang tersebut menunjukkan kedalaman batin kita dalam menghayatinya seperti dalam ceritera  berikut ini.

Pada suatu hari seorang bapak yang kaya raya membawa puteranya yang masih kecil ke sebuah desa yang sangat terpencil. Tujuannya adalah ia mau menunjukkan kepada anaknya  betapa miskinnya kehidupan masyarakat desa tersebut.  Mereka tinggal beberapa hari di kebun dari sebuah keluarga yang dianggap paling miskin.

Sehabis perjalanan dari desa tersebut, bapak itu bertanya kepada puteranya tentang apa yang sudah ia lihat di sana.  Puteranya tersebut menjawab : “Saya melihat betapa diberkatinya keluarga - keluarga itu ! Kita memiliki sebuah kolam kecil di taman kita, tetapi mereka memilki sungai yang tak ada  ujungnya. Kita membeli beberapa lampu penerangan, tetapi mereka memiliki bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya yang bertaburan  di langit. Kita harus membeli makanan, tetapi mereka menumbuhkannya sendiri. Kita harus membeli daging, tetapi mereka beternak sendiri”.  Bapak tersebut tidak bisa berkata  apa-apa mendengarkan pernyataan puteranya : “Ayah, terima kasih ya, telah memperlihatkan kepadaku betapa miskinnya kita”.

Ceritera tersebut mau menunjukkan bahwa kualitas batin seseorang menentukan  cara pandangnya tentang sebuah keadaan.  Ayah dalam ceritera tersebut hanya melihat orang-orang miskin itu dari apa yang tidak mereka punyai.   Sebaliknya, puteranya tersebut memandangnya dengan lensa yang berbeda sehingga ia akhirnya berkesimpulan  bahwa keluarganya adalah lebih miskin daripada orang-orang di desa itu.  Lensa batinnya sangat jernih sehingga ia bisa menemukan banyak hal yang baik  dalam segala sesuatu. Ia tidak tertipu oleh keadaan.

Pada saat ini banyak orang  berpikir bahwa virus corona telah menghancurkan dunia.  Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, mereka berkata dengan frustasinya : “Dunia kita sudah kacau dan berantakan”.  Kita  memang harus mengakui bahwa kita sedang berada dalam masalah yang berat, tetapi kita harus yakin   bahwa banyak hal yang baik sedang terjadi juga di tengah situasi yang kini kita pandang sebagai sebuah kesuraman.  Kita harus percaya bahwa Allah sanggup membalikkan keadaan yang buruk menjadi lebih baik.

Yang kita butuhkan saat ini adalah harapan. Harapan itu harus kita bangun  bersama. Caranya : Kita  hendaknya saling mengingatkan bahwa telah terlalu banyak masukan negatif yang telah memenuhi pikiran kita sehingga kita tidak dapat menemukan lagi hal-hal yang positif. Hal-hal yang positif tersebut hanya dapat dilihat dengan lensa batin yang murni.

Setiap saat kita hendaknya mempertajam lensa batin kita dengan  melatih diri untuk senantiasa mencari hal-hal yang baik dalam kehidupan kita dan dalam diri orang-orang lain di sekitar kita.Ketajaman lensa batin ini membuat kita tetap memiliki pengharapan di tengah kesulitan. Pengharapan ini memberikan kekuatan Ilahi kepada kita untuk menjadikan kesukaran sebagai sebuah peluang.

Kesimpulan dari permenungan kita ini : Cara pandang yang positif akan menjadikan kesulitan sebagai kekuatan untuk  melangkah menuju kebahagiaan di masa depan. 
Hembusan angin bukan bertujuan untuk merobohkan pohon, tetapi untuk menguatkan akarnya. Karena itu, jangan terus menerus  menangisi keadaan  saat ini, tetapi tataplah dan raihlah  impian indah di depan mata kita. Allah adalah kekuatan kita untuk terus maju walaupun banyak beban hidup di pundak kita : “Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertianNya.  Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya” (Yesaya 40 : 28 - 29).
Salam Tangguh
Romo Felix Supranto, SS.CC
[https://biarawanindonesia.blogspot.com/2020/07/lensa-batin.html]

Tuesday, November 3, 2015

KESAKSIAN MUJIZAT DALAM HIDUP LYDIA KANDAU

KESAKSIAN MUJIZAT DALAM 
HIDUP LYDIA KANDAU
Berikut Kesaksiannya :
"Saya rindu menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan yang saya kenal itu sungguh amat baik".

Kita tau bahwa Kehidupan seorang artis atau selebritis tak akan pernah lepas dari gosip. Demikianlah pembicaraan yang sudah mengakar di masyarakat pada umumnya. Hal ini bisa kita mengerti atau maklumi, karena bagaimana pun juga artis adalah public figure.
Demikian halnya yang dialami oleh seorang artis cantik Lydia Kandau. Kesibukannya digereja dalam pelayanan telah membuat hidupnya berubah dan membuat Ia tenggelam dari keartisannya. Walaupun demikian, label artis yang telah disandangnya itu masih melekat.
Saat ini Lydia Kandau kerap diminta bersaksi di berbagai denominasi gereja di Indonesia. Bahkan baru-baru ini Lydia Kandau mengikuti suatu perjalanan ziarah ke Yerusalem. Istilah cinta buta mungkin dialami oleh wanita berdarah Manado ini. Kisah cintanya dengan pria yang tidak seiman berakhir di pelaminan, sekalipun sempat ditentang oleh pihak keluarga. Tapi ia nekad, atas dasar cinta ia menikah dengan Jamal Mirdad, seorang penyanyi.
Hari-hari yang dilaluinya setelah pernikahan terasa begitu indah. Tapi sebagai umat Kristus, seharusnya ia pergi ke gereja di hari Minggu. Tapi Lydia tidak. Bersama suami tercinta, Ia kerap mengisi hari-harinya dengan jalan-jalan, nonton, atau shopping dan sebagainya.
"Makin lama rasanya kok makin jauh dari Tuhan,"ungkapnya.
Namun, pikiran seperti itu tidak cukup membuat Lydia Kandau berbalik pada Tuhan. Ia seolah menikmati semua itu. Dan sampai tiba tiba Anaknya jatuh Sakit yang cukup Aneh, bahkan sampai kedua anak mengalami sakit 'aneh'. "Syaraf kiri anak saya abnormal," tuturnya. Ia langsung membawanya ke rumah sakit dengan keyakinan setelah ditangani dokter pasti anaknya sembuh. yang terjadi justru sebaliknya. Makin lama kondisi anaknya semakin parah. "Seperti obat-obat yang diberi dokter tidak mempan terhadap penyakitnya. Anak saya seperti mau mati. Matanya tidak mau terbuka," kisahnya. Akhirnya diputuskan untuk membawa anaknya pulang ke rumah.
"Saya menangis dan menangis sambil membaringkan anak saya di tempat tidur. Saya merenung dan larut dalam kebisuan. Seketika saya teringat akan dosa-dosa saya dulu. Saya tidak setia kepada Tuhan. Padahal Tuhan sudah begitu baik ada saya," akunya.
Seketika itu juga, ia berdoa sambil bercucuran air mata. Minta ampun atas segala dosa dan ketidaksetiaannya. Ia betul-betul merasa telah mendukakan hati Tuhan.
"Luar biasa ternyata," ungkapnya. Sesaat ia katakan amin, hati dan batinnya terasa lega sekali. "Plong rasanya. Saya yakin darah Yesus telah menghapus
dosa-dosa saya," tuturnya sumringah.
Lalu ia melihat anaknya yang masih terbaring dalam keadaan yang memprihatinkan. Air matanya jatuh lagi. Ia duduk di sisi tempat tidur sambil mengelus-elus
kepala anaknya. Batinnya berkata, "Tuhan, aku tahu Engkau telah menghapuskan dosaku. Saat ini juga ya Bapa, jikalau Engkau mengasihi aku, tolong sembuhkan anakku. Aku percaya sepenuh jiwa, Engkau sanggup melakukan semua itu. Sebab segala perkara dapat kutanggung di dalam Engkau."
Usai berdoa, ia memuji-muji Tuhan dengan kidung pujian yang tiada putus-putusnya. "Saya berjanji bahwa saya tidak akan pernah berhenti memuji Tuhan sampai Tuhan sembuhkan anak saya," paparnya. Ternyata ajaib, satu jam berselang, mata anaknya perlahan mulai terbuka.
"Perlahan, tapi pasti mata anak saya terbuka. Lalu ia bangun dari tempat tidur. Ajaibnya, di wajahnya tidak ada gambaran kesakitan. Padahal ia baru saja mengalami suatu penyakit yang luar biasa berat untuk anak seusianya. yang terlukis di wajahnya adalah sukacita.
Sungguh ini suatu mujizat. Saya langsung memeluk anak saya sambil berkata: "Terima kasih Tuhan," urainya.
Sejenak diajaknya anaknya berdoa bersama. Mengucap syukur atas kesembuhan yang hanya datang dari Allah. "Tuhan sudah mendengar doa saya," ujarnya saat itu.
Sejak kejadian itu, ia berjanji akan setia melayani Tuhan.
"Saya ingin menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan itu sungguh baik adanya," tukasnya.
Ternyata badai itu belum berlalu. Sang suami belum merestui kemauannya untuk kembali ke gereja. Apalagi harus membawa anak-anaknya.
"Terpaksa dulu saya berbohong. Membawa anak-anak dengan alasan nonton, renang, jalan-jalan, dan macam-macam. Padahal sebelum atau sesudah kegiatan itu kami ke gereja. Habis kalau tidak begitu, mana bias saya ke gereja," kilahnya.
Kami, lanjutnya, harus main petak umpet. Alkitab dulu biasanya disimpan. Bacanya juga menunggu Jamal pergi.
"Terus terang saya tersiksa dengan keadaan seperti itu," akunya. Tapi ia sudah punya komitmen, bahwa ia tidak akan menjual Tuhan Yesus karena apa pun juga.
Lama-kelamaan Jamal mulai berubah. Ia semakin menghargai saya. Ia pernah mengatakan tidak melarang saya atau anak-anak ke gereja.
"Sukacita sekali saat saya mendengar itu," cetusnya.
Lydia memang punya komitmen bahwa anak-anak harus ikut ibunya. Walaupun dua anaknya bersekolah di Al-Azhar, tapi setiap Minggu, mereka pasti ke gereja.
"Ketika saya mulai pelayanan pun, Jamal tidak melarang. Ia cuma katakan sebaiknya pelayanan di dalam kota saja. Tidak usah sampai ke luar kota," jelasnya.
Isu yang sempat menerpa pemeran "Merry" dalam sinetron
"Gara-Gara" bersama Jimmy dan Sion Gideon ini adalah disharmoni keluarga. Bahkan dikabarkan kehidupan rumah tangganya retak. Ketika dikonfirmasikan dengan tegas
Lydia mengatakan tidak benar demikian. "Jamal itu punya kasih. Bahkan mungkin lebih baik dari orang Kristen sendiri. Ia takut akan Tuhan. Pada dasarnya, ia ingin dihargai, oleh sebab itu ia pun tahu harus menghargai orang lain yang berbeda dengan dia," ungkapnya.
Lalu apakah Jamal mendukung pelayanan Lydia yang nampaknya kian hari intensitasnya kian padat?
"Mendukung tidak, melarang juga tidak," ujarnya.
Saat ditanya apakah pernah ribut-ribut soal agama di rumah, ia menjawab, "Tidak. Tidak pernah. Kami tidak mau mempersoalkan agama. Itu hak masing-masing. Lydia juga menambahkan kalau akhir-akhir ini Jamal sering tanya-tanya tentang firman Tuhan. Bahkan Jamal beberapa kali meminta Lydia membacakan Alkitab sebelum tidur. "Kalau saya marah, Jamal selalu mengingatkan, katanya "kasih," jelasnya. Apakah suatu hari Jamal akan masuk Kristen? "Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan," tutur Lydia menutup perbincangan.

Source : FB Ayob Tabuni

Sunday, August 30, 2015

Bob Sadion:KAYA RAYA BUKAN JAMINAN HIDUP TERHORMAT



Bob Sadino:KAYA RAYA BUKAN JAMINAN HIDUP TERHORMAT

MEMBAWA SELUSIN BODYGUARD BUKAN JAMINAN KEAMANAN. TAPI, RENDAH HATI, RAMAH, DAN TIDAK MENCARI MUSUH, ITULAH KUNCI KEAMANAN.

OBAT DAN VITAMIN BUKAN JAMINAN HIDUP SEHAT. JAGA LISAN BERUCAP, JAGA HATI, ISTIRAHAT CUKUP, MAKANAN GIZI SEIMBANG DAN OLAH RAGA YG TERATUR ITULAH KUNCI HIDUP SEHAT.

RUMAH MEWAH BUKAN JAMINAN KELUARGA BAHAGIA. SALING MENGASIHI, MENGHORMATI DAN MEMAAFKAN, ITULAH KUNCI KELUARGA BAHAGIA.

GAJI TINGGI BUKAN JAMINAN KEPUASAN HIDUP. BERSYUKUR, BERBAGI & SALING MENYAYANGI ITULAH KUNCI KEPUASAN HIDUP.

KAYA RAYA BUKAN JAMINAN HIDUP TERHORMAT. TAPI, JUJUR, SOPAN, MURAH HATI & MENGHARGAI SESAMA ITULAH KUNCI HIDUP TERHORMAT.

HIDUP BERFOYA-FOYA BUKAN JAMINAN BANYAK SAHABAT. TAPI, SETIA-KAWAN, BIJAKSANA, MENGHARGAI, MENERIMA TEMAN APA ADANYA, & SUKA MENOLONG ITULAH KUNCI BANYAK SAHABAT.

KOSMETIK BUKAN JAMINAN KECANTIKAN. TAPI, SEMANGAT, KASIH, CERIA, RAMAH & SENYUMAN ITULAH KUNCI KECANTIKAN.

SATPAM & TEMBOK RUMAH YG KOKOH BUKAN JAMINAN HIDUP TENANG. HATI YG DAMAI, KASIH & TIADA KEBENCIAN ITULAH KUNCI KETENANGAN DAN RASA AMAN.

HIDUP KITA ITU SEBAIKNYA IBARAT "BULAN MATAHARI" - DILIHAT ORANG ATAU TIDAK, IA TETAP BERSINAR. DIHARGAI ORANG ATAU TIDAK IA TETAP MENERANGI. DITERIMA KASIHI ATAU TIDAK IA TETAP 'BERBAGI'.

JIKA ANDA BILANG ANDA SUSAH BANYAK ORANG YG LEBIH SUSAH DARI ANDA, DAN JIKA ANDA BILANG ANDA KAYA BANYAK ORANG YG LEBIH KAYA DARI ANDA. DI ATAS LANGIT MSH ADA LANGIT.

SUAMI, ISTRI, ANAK, JABATAN, HARTA ADALAH TITIPAN SEMENTARA, ITULAH KEHIDUPAN. PADA AKHIRNYA KESEMUA ITU YG KITA LAKUKAN JUGA KESIA-SIAAN.

NIKMATILAH HIDUP SELAMA ANDA MASIH MEMILIKINYA & TERUS BELAJAR UNTUK BERSYUKUR DENGAN KEADAANMU!
KARENA ANDA TIDAK AKAN TAHU KAPAN SANG PEMILIK RAGA AKAN DATANG DAN MENGATAKAN PADA ANDA "INI SAATNYA PULANG!" 


-- Bob Sadino
Source : FB Warta Indonesia

Saturday, August 8, 2015

Ahok: Buat apa perhiasan? Kalau mati cuma butuh tanah 1x2 meter

Ahok: Buat apa perhiasan? Kalau mati cuma butuh tanah 1x2 meter

Ahok lantik Sekda DKI. ©2014 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Ahok: Buat apa perhiasan? Kalau mati cuma butuh tanah 1x2 meter


 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), berpesan kepada para jajarannya agar jangan sampai terlibat praktik suap dan gratifikasi saat menjalani tugasnya di lapangan.

Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan, dalam acara Pelantikan dan pengambilan sumpah Pejabat Tinggi Pratama, Administrator, dan Pengawas di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

"Jadi saya pesan, cukupkan lah diri bapak dan ibu sekalian dengan gaji yang ada. Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) kita udah lumayan, jangan pikir aneh-aneh," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (7/8).

Ahok memberikan contoh selama ia menjalani karir politiknya sejak dulu hingga kini. Dia dirinya mengaku hanya akan mengambil sesuatu yang memang menjadi haknya dalam bekerja.

Dirinya bahkan mengingatkan para jajarannya tersebut, jika yang akan dibawa mati oleh manusia itu bukanlah harta benda, melainkan hasil dari perbuatan baik selama mereka hidup.

"Saya selalu (semenjak) dari DPRD, Bupati, DPR RI, sampai jadi Gubernur, yang tidak resmi tidak akan saya ambil. Mati juga cuma butuh lahan 1x2 meter aja. Jadi buat apa perhiasan? Kalau mati juga anak cucu yang pakai. Jadi saya mending beli makanan yang enak, buah yang mahal. Enggak apa-apa, karena saya yang makan," ujar Ahok.

"Nah itu prinsip ini yang saya kira mau saya peringatkan kepada bapak-ibu. Sekali lagi, gratifikasi dan terima suap itu sangat bahaya. Harta bapak ibu bisa disita dan bisa dikenakan tindakan pencucian uang," pungkasnya.

http://www.merdeka.com/jakarta/ahok-buat-apa-perhiasan-kalau-mati-cuma-butuh-tanah-1x2-meter.html

Ahok: Buat apa perhiasan? Kalau mati cuma butuh tanah 1x2 meter

Ahok: Buat apa perhiasan? Kalau mati cuma butuh tanah 1x2 meter

Ahok lantik Sekda DKI. �2014 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Ahok: Buat apa perhiasan? Kalau mati cuma butuh tanah 1x2 meter


 Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), berpesan kepada para jajarannya agar jangan sampai terlibat praktik suap dan gratifikasi saat menjalani tugasnya di lapangan.

Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan, dalam acara Pelantikan dan pengambilan sumpah Pejabat Tinggi Pratama, Administrator, dan Pengawas di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

"Jadi saya pesan, cukupkan lah diri bapak dan ibu sekalian dengan gaji yang ada. Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) kita udah lumayan, jangan pikir aneh-aneh," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (7/8).

Ahok memberikan contoh selama ia menjalani karir politiknya sejak dulu hingga kini. Dia dirinya mengaku hanya akan mengambil sesuatu yang memang menjadi haknya dalam bekerja.

Dirinya bahkan mengingatkan para jajarannya tersebut, jika yang akan dibawa mati oleh manusia itu bukanlah harta benda, melainkan hasil dari perbuatan baik selama mereka hidup.

"Saya selalu (semenjak) dari DPRD, Bupati, DPR RI, sampai jadi Gubernur, yang tidak resmi tidak akan saya ambil. Mati juga cuma butuh lahan 1x2 meter aja. Jadi buat apa perhiasan? Kalau mati juga anak cucu yang pakai. Jadi saya mending beli makanan yang enak, buah yang mahal. Enggak apa-apa, karena saya yang makan," ujar Ahok.

"Nah itu prinsip ini yang saya kira mau saya peringatkan kepada bapak-ibu. Sekali lagi, gratifikasi dan terima suap itu sangat bahaya. Harta bapak ibu bisa disita dan bisa dikenakan tindakan pencucian uang," pungkasnya.

http://www.merdeka.com/jakarta/ahok-buat-apa-perhiasan-kalau-mati-cuma-butuh-tanah-1x2-meter.html

Wednesday, July 29, 2015

PERLU BELAJAR DARI GUB.DKI yang BEJO = Bersih, Jujur, Ojodumeh / ora neko-neko

Gbr: Ilustrasi


PERLU BELAJAR DARI GUB.DKI

yang BEJO =

Bersih, Jujur, Ojodumeh / ora

neko-neko 

AHOK berkata Saya lahir di Gantung, desa Laskar Pelangi, di Belitung Timur, di dalam keluarga yang belum percaya kepada Tuhan. Beruntung sekali sejak kecil selalu dibawa ke Sekolah Minggu oleh kakek saya. Meskipun demikian, karena orang tua saya bukan seorang Kristen, ketika beranjak dewasa saya jarang ke gereja.

Saya melanjutkan SMA di Jakarta dan di sana mulai kembali ke gereja karena sekolah itu merupakan sebuah sekolah Kristen. Saat saya sudah menginjak pendidikan di Perguruan Tinggi, Mama yang sangat saya kasihi terserang penyakit gondok yang mengharuskan dioperasi. Saat itu saya walaupun sudah mulai pergi ke gereja, tapi masih suka bolos juga. Saya kemudian mengajak Mama ke gereja untuk didoakan, dan mujizat terjadi. Mama disembuhkan oleh-Nya! Itu merupakan titik balik kerohanian saya. Tidak lama kemudian Mama kembali ke Belitung, adapun saya yang sendiri di Jakarta mulai sering ke gereja mencari kebenaran akan Firman Tuhan.

Suatu hari, saat kami sedang sharing di gereja pada malam Minggu, saya mendengar Firman Tuhan dari seorang penginjil yang sangat luar biasa. Ia mengatakan bahwa Yesus itu kalau bukan Tuhan pasti merupakan orang gila. Mana ada orang yang mau menjalankan sesuatu yang sudah jelas tidak mengenakan bagi dia? Yesus telah membaca nubuatan para nabi yang mengatakan bahwa Ia akan menjadi Raja, tetapi Raja yang mati di antara para penjahat untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Ia masih mau menjalankannya! Itu terdengar seperti suatu hal yang biasa-biasa saja, tetapi bagi saya merupakan sebuah jawaban untuk alasan saya mempercayai Tuhan. Saya selalu berdoa “Tuhan, saya ingin mempercayai Tuhan, tapi saya ingin sebuah alasan yang masuk akal, cuma sekedar rasa doang saya tidak mau,” dan Tuhan telah memberikan PENCERAHAN kepada saya pada hari itu. Sejak itu saya semakin sering membaca Firman Tuhan dan saya mengalami mujizat Tuhan.

Setelah saya menamatkan pendidikan dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi pada tahun 1989, saya pulang kampung dan menetap di Belitung. Saat itu Papa sedang sakit dan saya harus mengelola perusahaannya. Saya takut perusahaan Papa bangkrut, dan saya berdoa kepada Tuhan. Firman Tuhan yang pernah saya baca yang dulunya tidak saya mengerti, tiba-tiba menjadi rhema yang menguatkan dan mencerahkan, sehingga saya merasakan sebuah keintiman dengan Tuhan. Sejak itu saya kerajingan membaca Firman Tuhan. Seiring dengan itu, ada satu kerinduan di hati saya untuk menolong orang-orang yang kurang beruntung.

Papa saat masih belum percaya Tuhan pernah mengatakan, “Kita enggak mampu bantu orang miskin yang begitu banyak. Kalau satu milyar kita bagikan kepada orang akhirnya akan habis juga.” Setelah sering membaca Firman Tuhan, saya mulai mengerti bahwa charity berbeda dengan justice. Charity itu seperti orang Samaria yang baik hati, ia menolong orang yang dianiaya. Sedangkan justice, kita menjamin orang di sepanjang jalan dari Yerusalem ke Yerikho tidak ada lagi yang dirampok dan dianiaya. Hal ini yang memicu saya untuk memasuki dunia politik.

Pada awalnya saya juga merasa takut dan ragu-ragu mengingat saya seorang keturunan yang biasanya hanya berdagang. Tetapi setelah saya terus bergumul dengan Firman Tuhan, hampir semua Firman Tuhan yang saya baca menjadi rhema tentang justice. Termasuk di Yesaya 42 yang mengatakan Mesias membawa keadilan, yang dinyatakan di dalam sila kelima dalam Pancasila. Saya menyadari bahwa panggilan saya adalah justice. Berikutnya Tuhan bertanya, “Siapa yang mau Ku-utus?” Saya menjawab, “Tuhan, utuslah aku”.

Di dalam segala kekuatiran dan ketakutan, saya menemukan jawaban Tuhan di Yesaya 41. Di situ jelas sekali dibagi menjadi 4 perikop. Di perikop yang pertama, untuk ayat 1-7, disana dikatakan Tuhan membangkitkan seorang pembebas. Di dalam Alkitab berbahasa Inggris yang saya baca (The Daily Bible – Harvest House Publishers), ayat 1-4 mengatakan God’s providential control, jadi ini semua berada di dalam kuasa pengaturan Tuhan, bukan lagi manusia. Pada ayat 5-10 dikatakan Israel specially chosen, artinya Israel telah dipilih Tuhan secara khusus.

Jadi bukan saya yang memilih, tetapi Tuhan yang telah memilih saya. Pada ayat 11-16 dikatakan nothing to fear, saya yang saat itu merasa takut dan gentar begitu dikuatkan dengan ayat ini. Pada ayat 17-20 dikatakan needs to be provided, segala kebutuhan kita akan disediakan oleh-Nya. Perikop yang seringkali hanya dibaca sambil lalu saja, bisa menjadi rhema yang menguatkan untuk saya. Sungguh Allah kita luar biasa.

Di dalam berpolitik, yang paling sulit itu adalah kita berpolitik bukan dengan merusak rakyat, tetapi dengan mengajar mereka. Maka saya tidak pernah membawa makanan, membawa beras atau uang kepada rakyat. Tetapi saya selalu mengajarkan kepada rakyat untuk memilih pemimpin: yang pertama, bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana. Yang kedua, yang berani membuktikan secara transparan semua anggaran yang dia kelola. Dan yang ketiga, ia harus profesional, berarti menjadi pelayan masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau mendengar aspirasi masyarakat. Saya selalu memberi nomor telepon saya kepada masyarakat, bahkan saat saya menjabat sebagai bupati di Belitung. Pernah satu hari sampai ada seribu orang lebih yang menghubungi saya, dan saya menjawab semua pertanyaan mereka satu per satu secara pribadi. Tentu saja ada staf yang membantu saya mengetik dan menjawabnya, tetapi semua jawaban langsung berasal dari saya.

Pada saat saya mencalonkan diri menjadi Bupati di Belitung juga tidak mudah. Karena saya merupakan orang Tionghoa pertama yang mencalonkan diri di sana. Dan saya tidak sedikit menerima ancaman, hinaan bahkan cacian, persis dengan cerita yang ada pada Nehemia 4, saat Nehemia akan membangun tembok di atas puing-puing di tembok Yerusalem.

Hari ini saya ingin melayani Tuhan dengan membangun di Indonesia, supaya 4 pilar yang ada, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya wacana saja bagi Proklamator bangsa Indonesia, tetapi benar-benar menjadi pondasi untuk membangun rumah Indonesia untuk semua suku, agama dan ras. Hari ini banyak orang terjebak melihat realita dan tidak berani membangun. Hari ini saya sudah berhasil membangun itu di Bangka Belitung. Tetapi apa yang telah saya lakukan hanya dalam lingkup yang relatif kecil. Kalau Tuhan mengijinkan, saya ingin melakukannya di dalam skala yang lebih besar.

Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur tidak lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional. Itulah Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia.

Silahkan dibagikan, Tuhan Yesus memberkati kita semua


Source : Ratioman Manik
https://www.facebook.com/ratioman.manik.1?fref=ufi

PERLU BELAJAR DARI GUB.DKI yang BEJO = Bersih, Jujur, Ojodumeh / ora neko-neko

Gbr: Ilustrasi


PERLU BELAJAR DARI GUB.DKI

yang BEJO =

Bersih, Jujur, Ojodumeh / ora

neko-neko 

AHOK berkata Saya lahir di Gantung, desa Laskar Pelangi, di Belitung Timur, di dalam keluarga yang belum percaya kepada Tuhan. Beruntung sekali sejak kecil selalu dibawa ke Sekolah Minggu oleh kakek saya. Meskipun demikian, karena orang tua saya bukan seorang Kristen, ketika beranjak dewasa saya jarang ke gereja.

Saya melanjutkan SMA di Jakarta dan di sana mulai kembali ke gereja karena sekolah itu merupakan sebuah sekolah Kristen. Saat saya sudah menginjak pendidikan di Perguruan Tinggi, Mama yang sangat saya kasihi terserang penyakit gondok yang mengharuskan dioperasi. Saat itu saya walaupun sudah mulai pergi ke gereja, tapi masih suka bolos juga. Saya kemudian mengajak Mama ke gereja untuk didoakan, dan mujizat terjadi. Mama disembuhkan oleh-Nya! Itu merupakan titik balik kerohanian saya. Tidak lama kemudian Mama kembali ke Belitung, adapun saya yang sendiri di Jakarta mulai sering ke gereja mencari kebenaran akan Firman Tuhan.

Suatu hari, saat kami sedang sharing di gereja pada malam Minggu, saya mendengar Firman Tuhan dari seorang penginjil yang sangat luar biasa. Ia mengatakan bahwa Yesus itu kalau bukan Tuhan pasti merupakan orang gila. Mana ada orang yang mau menjalankan sesuatu yang sudah jelas tidak mengenakan bagi dia? Yesus telah membaca nubuatan para nabi yang mengatakan bahwa Ia akan menjadi Raja, tetapi Raja yang mati di antara para penjahat untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Ia masih mau menjalankannya! Itu terdengar seperti suatu hal yang biasa-biasa saja, tetapi bagi saya merupakan sebuah jawaban untuk alasan saya mempercayai Tuhan. Saya selalu berdoa �Tuhan, saya ingin mempercayai Tuhan, tapi saya ingin sebuah alasan yang masuk akal, cuma sekedar rasa doang saya tidak mau,� dan Tuhan telah memberikan PENCERAHAN kepada saya pada hari itu. Sejak itu saya semakin sering membaca Firman Tuhan dan saya mengalami mujizat Tuhan.

Setelah saya menamatkan pendidikan dan mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi pada tahun 1989, saya pulang kampung dan menetap di Belitung. Saat itu Papa sedang sakit dan saya harus mengelola perusahaannya. Saya takut perusahaan Papa bangkrut, dan saya berdoa kepada Tuhan. Firman Tuhan yang pernah saya baca yang dulunya tidak saya mengerti, tiba-tiba menjadi rhema yang menguatkan dan mencerahkan, sehingga saya merasakan sebuah keintiman dengan Tuhan. Sejak itu saya kerajingan membaca Firman Tuhan. Seiring dengan itu, ada satu kerinduan di hati saya untuk menolong orang-orang yang kurang beruntung.

Papa saat masih belum percaya Tuhan pernah mengatakan, �Kita enggak mampu bantu orang miskin yang begitu banyak. Kalau satu milyar kita bagikan kepada orang akhirnya akan habis juga.� Setelah sering membaca Firman Tuhan, saya mulai mengerti bahwa charity berbeda dengan justice. Charity itu seperti orang Samaria yang baik hati, ia menolong orang yang dianiaya. Sedangkan justice, kita menjamin orang di sepanjang jalan dari Yerusalem ke Yerikho tidak ada lagi yang dirampok dan dianiaya. Hal ini yang memicu saya untuk memasuki dunia politik.

Pada awalnya saya juga merasa takut dan ragu-ragu mengingat saya seorang keturunan yang biasanya hanya berdagang. Tetapi setelah saya terus bergumul dengan Firman Tuhan, hampir semua Firman Tuhan yang saya baca menjadi rhema tentang justice. Termasuk di Yesaya 42 yang mengatakan Mesias membawa keadilan, yang dinyatakan di dalam sila kelima dalam Pancasila. Saya menyadari bahwa panggilan saya adalah justice. Berikutnya Tuhan bertanya, �Siapa yang mau Ku-utus?� Saya menjawab, �Tuhan, utuslah aku�.

Di dalam segala kekuatiran dan ketakutan, saya menemukan jawaban Tuhan di Yesaya 41. Di situ jelas sekali dibagi menjadi 4 perikop. Di perikop yang pertama, untuk ayat 1-7, disana dikatakan Tuhan membangkitkan seorang pembebas. Di dalam Alkitab berbahasa Inggris yang saya baca (The Daily Bible � Harvest House Publishers), ayat 1-4 mengatakan God�s providential control, jadi ini semua berada di dalam kuasa pengaturan Tuhan, bukan lagi manusia. Pada ayat 5-10 dikatakan Israel specially chosen, artinya Israel telah dipilih Tuhan secara khusus.

Jadi bukan saya yang memilih, tetapi Tuhan yang telah memilih saya. Pada ayat 11-16 dikatakan nothing to fear, saya yang saat itu merasa takut dan gentar begitu dikuatkan dengan ayat ini. Pada ayat 17-20 dikatakan needs to be provided, segala kebutuhan kita akan disediakan oleh-Nya. Perikop yang seringkali hanya dibaca sambil lalu saja, bisa menjadi rhema yang menguatkan untuk saya. Sungguh Allah kita luar biasa.

Di dalam berpolitik, yang paling sulit itu adalah kita berpolitik bukan dengan merusak rakyat, tetapi dengan mengajar mereka. Maka saya tidak pernah membawa makanan, membawa beras atau uang kepada rakyat. Tetapi saya selalu mengajarkan kepada rakyat untuk memilih pemimpin: yang pertama, bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana. Yang kedua, yang berani membuktikan secara transparan semua anggaran yang dia kelola. Dan yang ketiga, ia harus profesional, berarti menjadi pelayan masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau mendengar aspirasi masyarakat. Saya selalu memberi nomor telepon saya kepada masyarakat, bahkan saat saya menjabat sebagai bupati di Belitung. Pernah satu hari sampai ada seribu orang lebih yang menghubungi saya, dan saya menjawab semua pertanyaan mereka satu per satu secara pribadi. Tentu saja ada staf yang membantu saya mengetik dan menjawabnya, tetapi semua jawaban langsung berasal dari saya.

Pada saat saya mencalonkan diri menjadi Bupati di Belitung juga tidak mudah. Karena saya merupakan orang Tionghoa pertama yang mencalonkan diri di sana. Dan saya tidak sedikit menerima ancaman, hinaan bahkan cacian, persis dengan cerita yang ada pada Nehemia 4, saat Nehemia akan membangun tembok di atas puing-puing di tembok Yerusalem.

Hari ini saya ingin melayani Tuhan dengan membangun di Indonesia, supaya 4 pilar yang ada, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya wacana saja bagi Proklamator bangsa Indonesia, tetapi benar-benar menjadi pondasi untuk membangun rumah Indonesia untuk semua suku, agama dan ras. Hari ini banyak orang terjebak melihat realita dan tidak berani membangun. Hari ini saya sudah berhasil membangun itu di Bangka Belitung. Tetapi apa yang telah saya lakukan hanya dalam lingkup yang relatif kecil. Kalau Tuhan mengijinkan, saya ingin melakukannya di dalam skala yang lebih besar.

Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur tidak lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional. Itulah Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia.

Silahkan dibagikan, Tuhan Yesus memberkati kita semua


Source : Ratioman Manik
https://www.facebook.com/ratioman.manik.1?fref=ufi

Tuesday, July 28, 2015

Kestian dan Mengandalkan Pertolongan Yang Terdekat







"ARTI DARI KESETIAAN YANG TAK
 BERUJUNG"
Walaupun si kakek sakitnya parah tapi si nenek masih mau merawat.
Ya Allah aku berdoa kepadamu berikanlah mereka rejeki yang banyak ,
Amiin...
Jangan menunggu pertolongan dari YANG LAIN, apa kah yang bisa kamu berikan dari dirimu sendiri sebagai PERTOLONGAN. Pertolongan adalah tanda kesetiaan terhadap sesama manusia.

Monday, July 20, 2015

"JASA IBU TAK TERBALAS,"



"JASA IBU TAK TERBALAS,"

Coba kita renungkan ketika kita kelaparan, tangan ibu yg menyuapi. Ketika kita haus ibu yg memberi minuman.
Ketika kita menangis, tangan ibu yg mengusap air mata. Ketika kita gembira, tangan ibu yg menadah syukur, memeluk kita erat dgn deraian air mata bahagia..
Ketika kita mandi , tangan ibu yg meratakn air keseluruh badan. Membersihkan segala kotoran...


Ketika kita dilanda masalah, tangan ibu yg membelai duka sambil berkata: Sabar ya nak Sabar ya Sayang...
Namun ketika ibu sudah tua dan kelaperan,, Tiada tangan dari anak yg menyuapi. Dengan tangan yg gemetar, ibu menyuapkan sendiri,makanan , kemulutnya dgn linangan air mata.......


Ketika ibu sakit, dimana tangan anak yg ibu harapkan, dapa merawat ibu yg sedang sakit,.? 


,,KETIKA NYAWA IBU TERLEPAS DARI JASADNYA,,,
Ketika jenajah ibu hendak d mandikan,, dimana tangan anak yg ibu harapkan untuk menyirami, jenazah ibu untuk terahir kali,,,??!
Yaa ALLAH....


Berikanlah IBU umur yang panjang, kesehatan jasnani dan rohani yg tak terbatas,, agar aku bisa berbakti kepadanya...
AMIIN YAA ROBBAL'AALLAMIIN...


Source : Afriyanto Arifin

"JASA IBU TAK TERBALAS,"



"JASA IBU TAK TERBALAS,"

Coba kita renungkan ketika kita kelaparan, tangan ibu yg menyuapi. Ketika kita haus ibu yg memberi minuman.
Ketika kita menangis, tangan ibu yg mengusap air mata. Ketika kita gembira, tangan ibu yg menadah syukur, memeluk kita erat dgn deraian air mata bahagia..
Ketika kita mandi , tangan ibu yg meratakn air keseluruh badan. Membersihkan segala kotoran...


Ketika kita dilanda masalah, tangan ibu yg membelai duka sambil berkata: Sabar ya nak Sabar ya Sayang...
Namun ketika ibu sudah tua dan kelaperan,, Tiada tangan dari anak yg menyuapi. Dengan tangan yg gemetar, ibu menyuapkan sendiri,makanan , kemulutnya dgn linangan air mata.......


Ketika ibu sakit, dimana tangan anak yg ibu harapkan, dapa merawat ibu yg sedang sakit,.? 


,,KETIKA NYAWA IBU TERLEPAS DARI JASADNYA,,,
Ketika jenajah ibu hendak d mandikan,, dimana tangan anak yg ibu harapkan untuk menyirami, jenazah ibu untuk terahir kali,,,??!
Yaa ALLAH....


Berikanlah IBU umur yang panjang, kesehatan jasnani dan rohani yg tak terbatas,, agar aku bisa berbakti kepadanya...
AMIIN YAA ROBBAL'AALLAMIIN...?


Source : Afriyanto Arifin?

Monday, July 13, 2015

TIDAK USAH MEMPERHATIKAN ISTRI TETANGGA; Sexi atau Tidak.!!



TIDAK USAH MEMPERHATIKAN ISTRI
TETANGGA; Sexi atau Tidak.!!


oleh:Emha Ainun Nadjib

Dalam suatu forum saya
bertanya”Apakah anda punya
tetangga?”.


Dijawab serentak “Tentu punya”
“Punya istri enggak tetangga Anda?”
“Ya, punya doooong”
“Pernah lihat kaki istri tetangga Anda
itu?”
“Secara khusus, tak pernah melihat ”
kata hadirin di forum
“Jari-jari kakinya lima atau tujuh? ”
“Tidak pernah memperhatikan”
“Body-nya sexy enggak?” Hadirin
tertawa lepas.


Dan saya lanjutkan tanpa menunggu
jawaban mereka “Sexy atau tidak
bukan urusan kita, kan? Tidak usah kita
perhatikan, tak usah kita amati, tak
usah kita dialogkan, diskusikan atau
perdebatkan. Biarin saja”.


Keyakinan keagamaan orang lain itu ya
ibarat istri orang lain. Ndak usah
diomong-omongkan, ndak usah
dipersoalkan benar salahnya, mana
yang lebih unggul atau apapun. Tentu,
masing-masing suami punya penilaian
bahwa istrinya begini begitu dibanding
istri tetangganya, tapi cukuplah
disimpan didalam hati.


Bagi orang non-Islam, agama Islam itu
salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi
orang non-Islam. Kalau dia
beranggapan atau meyakini bahwa
Islam itu benar, ngapain dia jadi non-
Islam? Demikian juga, bagi orang Islam,
agama lain itu salah. Justru berdasar
itulah maka ia menjadi orang Islam
.
Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu
disimpan saja didalam hati, jangan
diungkapkan, diperbandingkan, atau
dijadikan bahan seminar atau
pertengkaran.


Biarlah setiap orang memilih istri
sendiri-sendiri, dan jagalah
kemerdekaan masing-masing orang
untuk menghormati dan mencintai
istrinya masing-masing, tak usah rewel
bahwa istri kita lebih mancung
hidungnya karena Bapaknya dulu
sunatnya pakai calak dan tidak pakai
dokter, umpamanya.
Dengan kata yang lebih jelas, teologi
agama-agama tak usah
dipertengkarkan, biarkan masing-
masing pada keyakinannya.


Sementara itu orang muslim yang mau
melahirkan padahal motornya gembos,
silakan pinjam motor tetangganya yang
beragama Katolik untuk mengantar
istrinya ke rumah sakit. Atau, Pak
Pastor yang sebelah sana karena baju
misanya kehujanan, padahal waktunya
mendesak, ia boleh pinjam baju
koko tetangganya yang NU maupun
yang Muhamadiyah. Atau ada orang
Hindu kerjasama bikin warung soto
dengan tetangga Budha, kemudian
bareng-bareng bawa colt bak ke pasar
dengan tetangga Protestan untuk
kulakan bahan-bahan jualannya.


Tetangga-tetangga berbagai pemeluk
agama, warga Berbagai parpol,
golongan, aliran, kelompok, atau
apapun, silakan bekerja sama di bidang
usaha perekonomian, sosial,
kebudayaan, sambil saling melindungi
koridor teologi masing-masing. Bisa
memperbaiki pagar bersama-sama,
bisa gugur gunung membersihi
kampung, bisa pergi mancing bareng
bisa main gaple dan remi bersama

.
Tidak ada masalah lurahnya Muslim,
cariknya Katolik, kamituwonya Hindu,
kebayannya Gatholoco, atau apapun.
Jangankan kerja sama dengan sesama
manusia, sedangkan dengan kerbau dan
sapi pun kita bekerja sama nyingkal
dan nggaru sawah. Itulah lingkaran
tulus hati dengan hati.


Source : Jan Van Bir
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=488051321371106&set=gm.718028641676534&type=1&theater

TIDAK USAH MEMPERHATIKAN ISTRI TETANGGA; Sexi atau Tidak.!!



TIDAK USAH MEMPERHATIKAN ISTRI
TETANGGA; Sexi atau Tidak.!!


oleh:Emha Ainun Nadjib

Dalam suatu forum saya
bertanya�Apakah anda punya
tetangga?�.


Dijawab serentak �Tentu punya�
�Punya istri enggak tetangga Anda?�
�Ya, punya doooong�
�Pernah lihat kaki istri tetangga Anda
itu?�
�Secara khusus, tak pernah melihat �
kata hadirin di forum
�Jari-jari kakinya lima atau tujuh? �
�Tidak pernah memperhatikan�
�Body-nya sexy enggak?� Hadirin
tertawa lepas.


Dan saya lanjutkan tanpa menunggu
jawaban mereka �Sexy atau tidak
bukan urusan kita, kan? Tidak usah kita
perhatikan, tak usah kita amati, tak
usah kita dialogkan, diskusikan atau
perdebatkan. Biarin saja�.


Keyakinan keagamaan orang lain itu ya
ibarat istri orang lain. Ndak usah
diomong-omongkan, ndak usah
dipersoalkan benar salahnya, mana
yang lebih unggul atau apapun. Tentu,
masing-masing suami punya penilaian
bahwa istrinya begini begitu dibanding
istri tetangganya, tapi cukuplah
disimpan didalam hati.


Bagi orang non-Islam, agama Islam itu
salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi
orang non-Islam. Kalau dia
beranggapan atau meyakini bahwa
Islam itu benar, ngapain dia jadi non-
Islam? Demikian juga, bagi orang Islam,
agama lain itu salah. Justru berdasar
itulah maka ia menjadi orang Islam
.
Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu
disimpan saja didalam hati, jangan
diungkapkan, diperbandingkan, atau
dijadikan bahan seminar atau
pertengkaran.


Biarlah setiap orang memilih istri
sendiri-sendiri, dan jagalah
kemerdekaan masing-masing orang
untuk menghormati dan mencintai
istrinya masing-masing, tak usah rewel
bahwa istri kita lebih mancung
hidungnya karena Bapaknya dulu
sunatnya pakai calak dan tidak pakai
dokter, umpamanya.
Dengan kata yang lebih jelas, teologi
agama-agama tak usah
dipertengkarkan, biarkan masing-
masing pada keyakinannya.


Sementara itu orang muslim yang mau
melahirkan padahal motornya gembos,
silakan pinjam motor tetangganya yang
beragama Katolik untuk mengantar
istrinya ke rumah sakit. Atau, Pak
Pastor yang sebelah sana karena baju
misanya kehujanan, padahal waktunya
mendesak, ia boleh pinjam baju
koko tetangganya yang NU maupun
yang Muhamadiyah. Atau ada orang
Hindu kerjasama bikin warung soto
dengan tetangga Budha, kemudian
bareng-bareng bawa colt bak ke pasar
dengan tetangga Protestan untuk
kulakan bahan-bahan jualannya.


Tetangga-tetangga berbagai pemeluk
agama, warga Berbagai parpol,
golongan, aliran, kelompok, atau
apapun, silakan bekerja sama di bidang
usaha perekonomian, sosial,
kebudayaan, sambil saling melindungi
koridor teologi masing-masing. Bisa
memperbaiki pagar bersama-sama,
bisa gugur gunung membersihi
kampung, bisa pergi mancing bareng
bisa main gaple dan remi bersama

.
Tidak ada masalah lurahnya Muslim,
cariknya Katolik, kamituwonya Hindu,
kebayannya Gatholoco, atau apapun.
Jangankan kerja sama dengan sesama
manusia, sedangkan dengan kerbau dan
sapi pun kita bekerja sama nyingkal
dan nggaru sawah. Itulah lingkaran
tulus hati dengan hati.


Source : Jan Van Bir
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=488051321371106&set=gm.718028641676534&type=1&theater

SUDAH BERAPA LAMA “TIDAK MENGAKU DOSA?”



SUDAH BERAPA LAMA “TIDAK MENGAKU DOSA?”


Satu hal yang istimewa ketika anda dan saya menjadi seorang Katolik adalah dipanggil untuk hidup dalam kekudusan. Kekudusan itu datang dari Allah dan Ia mencurahkannya lewat GerejaNya yang menjadi sumber pengudusan dalam perayaan – perayaan Sakramen, Sakramentalia serta sarana devosi lainnya.

Sakramen Tobat adalah salah satu dari tujuh sakramen yang mendatangkan kekudusan dan rahmat. Sakramen Tobat merupakan tanda kasih Allah kepada umatNya. Ia memperdamaikan seorang pendosa dengan diriNya dan juga terhadap Gereja. Gereja telah diberi kuasa oleh Kristus untuk mengampuni, mengikat dan melepas dosa seseorang (Yohanes 20:23) Melalui Sakramen Tobat, kita beroleh pengampunan dosa dari Allah lewat tindakan sang Imam sebagai In Persona Christi.
Satu hal juga yang perlu kita pertanyakan, bukan kepada orang lain tetapi kepada pribadi kita sendiri. “Kapankah terakhir mengaku dosa?” Waktu sebelum menerima komuni pertama? satu tahun yang lalu? atau bahkan sama sekali belum pernah menyentuh ruang pengakuan? Kemungkinan yang menyebabkan seseorang untuk tidak mengaku dosa adalah ketidaktahuan akan berkat Sakramen Tobat, dan hanya dalam Sakramen tobat, dosa – dosa dilepaskan. Kemungkinan lainnya adalah karena takut kepada pelayan sakramen dengan alasan – alasan yang bervariasi, salah satunya adalah takut jika sang Imam menceritakan dosanya kepada orang lain. Walaupun sesudah dibaptis, seseorang memiliki kemungkinan jatuh dalam dosa, bahkan dalam dosa yang sama. Oleh sebab itu, penting untuk memperbaiki sifat buruk tersebut, salah satunya adalah dengan rutin menerima Sakramen Tobat.
Gereja Katolik mewajibkan umat beriman untuk mengaku dosa setidaknya satu tahun sekali (Kan. 989 – Setiap orang beriman, sesudah sampai pada usia dapat membuat diskresi, wajib dengan setia mengakukan dosa-dosa beratnya, sekurang-kurangnya sekali setahun.) Hal ini juga berlaku dengan penerimaan Sakramen Ekaristi (Kan. 920 – § 1) diwajibkan minimal satu tahun sekali. Nyatanya Ekaristi senantiasa diterima setiap hari Minggu, hari – hari Raya, bahkan dalam Misa harian. Salah? Tidak! Ekaristi sangat bermanfaat, Ia memberikan kekuatan dan rahmat dalam hidup sehari hari. Namun perlu diingat! menerima Ekaristi dalam keadaan dosa berat bukan mendatangkan rahmat, tetapi dosa berat (Kan. 916). Hanya satu saja dosa berat, dapat menjerumukan kita dalam neraka! (KGK. 1861)Jikalau begitu, bukankah kita juga harus rutin menerima Sakramen Tobat agar kita pantas menerima Sakramen – Sakramen Gereja lainnya?
Dengan penyesalan yang mendalam serta bertekad untuk hidup kudus, seseorang memperoleh keselamatan. Sungguh, Sakramen Tobat mendatangkan Keselamatan! (Kan. 987). Melalui Sakramen Tobat, kita menjadi lebih peka terhadap dosa serta semakin memiliki tekad yang kuat untuk menghindarinya.
Jadi, masihkah “saya” menunda menerima Sakramen Tobat? masih takut kepada Imam dengan alasan “membocorkan rahasia”? Tenang! Imam kita yang kudus sudah terikat ‘sumpah’. Seorang Imam tidak dapat menceritakan dosa yang sudah diakui oleh peniten dalam ruang pengakuan kepada siapapun, bahkan terhadap pihak berwajib (ie: negara) dengan cara apapun. Hal ini tercantum dalam hukum Gereja:
Kan. 983 – § 1. Rahasia sakramental tidak dapat diganggu gugat; karena itu sama sekali tidak dibenarkan bahwa bapa pengakuan dengan kata-kata atau dengan suatu cara lain serta atas dasar apapun mengkhianati peniten (yang mengakukan dosa) sekecil apapun.
Ada beberapa tips yang dapat di pakai sebelum mengaku dosa:
Pertama, baiklah dicatat dosa – dosanya dari yang terberat beserta jumlahnya, misalnya: Menyontek saat ulangan umum sebanyak 3 kali. (Kan. 988 – § 1).
Kedua, mungkin situs ini dapat membantu anda dalam merenungi kesalahan – kesalahan yang sudah diperbuat:https://luxveritatis7.wordpress.com/2011/03/29/persiapan-pengakuan-dosa/
Ketiga, jenis dan jumlah dosa kita banyak? akuilah di hadapan Imam. Ia akan sangat bangga dengan keberanianmu
Keempat, Akuliah dosa dosa dengan prinsip 2J. Apa itu? Jujur dan jelas.
Kelima, sebutkanlah dosa, bukan alasan mengapa berbuat dosa itu, apalagi menyalahkan pihak lain.
Satu hal yang perlu di ingat! jangan pernah putus asa jika jatuh ke dalam dosa yang sama lagi. segera akui dosa itu kembali kepada Imam. Allah sungguh sangat mengasihimu karena tekadmu.

Tags