"God has not called me to SUCCESSFUL.He called me to be FAITHFUL"




Selamat pagi Tuhan,
Selamat menjelang siang putera-puteri Bundaku, Gereja Katolik yang satu, kudus, katolik dan apostolik.

Fratres,
Apakah Rahasia Kesuksesan Itu?

Kita diharapkan untuk mencapai kesuksesan di rumah, sekolah, dalam bidang olahraga, dalam pekerjaan, dalam persahabatan. Hidup di dalam kompetisi.

Hidup modern menjadi sangat kompetitif dan membuat banyak banyak orang merasa cemas akan “kesuksesan” dan “kegagalan’.

Kadang-kadang kita diarahkan untuk merasa berguna HANYA jika kita bisa melakukan sesuatu dengan baik, jika kita sukses MEMENUHI HARAPAN orang lain Kadang-kadang kita juga merasa ’dicintai’ hanya JIKA “kita berhasil atau mengalami kesuksesan.”

Begitu banyak orang mengharapkan banyak hal dari kita, namun apakah ada yang peduli dengan aneka harapan yang selalu muncul dalam diri kita sendiri?

Faktanya, seorang yang pernah hidup tidak akan bisa memenuhi standard kesuksesan yang ditetapkan oleh orang=-orang lain. Sementara para orang-tua mengharapkan hal ini, para sahabat mengharapkan hal yang itu, kekasih perempuan mengharapkan suatu hal, sementara kekasih pria-nya mengharapkan hal2 yang lainnya lagi…

Yesus tidak pernah memperlakukan para sahabat2-Nya seperti itu.

Sebaliknya, IA dengan cermat memperhitungkan setiap hal yang menjadi “kegagalan” bagi kebanyakan orang. Seringkali malah, kegagalan di mata dunia adalah kesuksesan di mata Allah.

Setiap sistem sosial, psikologi, atau filsafat di dunia menegakkan hal-hal ideal bagi kesuksesan, tetapi Kristus sendiri memiliki kriteria khusus tentang kegagalan.

Mari kita baca bersama “Sabda Bahagia” Yesus:
---------------------------------------------------- > Mat 5:1-14

Mat 5:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:

3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.

8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.

12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
-----------------------------------------

---------> Orang-orang mengalami kegagalan, seperti kemiskinan dan dukacita, atau hal-hal yang bodoh di mata dunia, seperti kerendahan hati dan kesucian, dipertimbangkan Yesus sebagai orang-orang yang terberkati, mengalami kesuksesan dan bahagia, bukan? <---------

Kristianitas tidak bersifat kompetitif karena kristenianitas adalah Kristus dan Kristus adalah Allah dan Allah adalah cinta dan cinta tidak bersifat kompetitif.

Suatu kesuksesan yang abadi, kesuksesan selamanya di Surga dan seorang yang sungguh sukses di mata Allah – hanya jika engkau mengasihi Allah DAN sesamamu.

Kesuksesan sejati DIUKUR oleh ALLAH – hanya jika engkau mengasihi Allah, BUKAN oleh DUNIA, karena Allah bukan dunia, Allah adalah Pencipta dan Perancang kita, Dia-lah yang menentukan nilai-nilai sejati di dalam kehidupan kita.

Resep Allah untuk mencapai kesuksesan sangat sederhana. Bacalah Mazmur 1:

"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,"

Selain itu, beberapa hal yang hendak ditampilkan secara detail berikut ini merupakan jalan kecil Allah menilai kesuksesan:

1) Allah adalah Kasih (1 Yoh 4:8)

2) Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Rm 5:80)

3) Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. (1Yoh 4:19)

4) Dan sekali kita menyadari bajwa tanggapan ini cukup untuk membuat kita sukses di mata Allah, atau sekali kita menyadari bahwa hal yang paling diinginkan-Nya adalah cinta kita, maka kita dibebaskan dari kegelisahan atau keinginan akan hal-hal yang lain.

Malahan hal-hal selain di atas di dalam kehidupan kita hanya menjadi kebutuhan tambahan, bukan KEBUTUHAN TERTINGGI dan MUTLAK.

5) Dan sekali kita menyadari bahwa kita mungkin menjadi semakin sukses, maka mari kita tidak berusaha untuk menjadi ketagihan akan hal2 yang di luar keinginan Allah. Ketakutan, kecemasan, dan kegelisahan PUN AKAN dan TELAH berlalu. Hidup akhirnya akan menjadi suatu kegagalan jika kita tidak menjadi sahabat Allah.
------

PENTING:
Masyarakat Katolik tradisional bukanlah masyarakat yang kaya raya. Barat menjadi kaya karena protestantisme, sekularisme, materialisme dan lain-lain di mana semua itu adalah bidaah-bidaah yang bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik.

Tentu saja harus diingat BAHWA kekayaan ITU SENDIRI per se bukanlah suatu dosa.

Idealnya, kalau bisa, kalau mampu, sebaiknya memang seorang istri jangan bekerja TERUTAMA kalau sudah punya anak.

Fenomena 'working women' benar-benar menghancurkan struktur masyarakat tradisional Kristen dan memang itulah yang sudah terjadi. Karena wanita bekerja, maka ini membuat inflasi (dengan meningkatnya pendapatan per kapita yang diakibatkan para wanita yang bekerja ).

Inflasi = harga-harga naik.
Dan karena harga naik, maka keluarga yang dulunya cukup di-support dengan penghasilan satu orang, menjadi harus disupport dengan penghasilan dua orang.

Lalu anaknya diserahkan pada siapa?
Pada pembantu atau 'daycare center' (tempat penitipan anak). Padahal penjagaan anak adalah amanah Allah kepada orang tua.

Karena itulah Gereja melarang membaptis anak-anak di bawah umur menjadi Katolik (atau meng-krisma, atau menerima sebagai umat paroki) atas keinginan anak-anak, kalau orang tua si anak tidak mengijinkan (namun dalam kasus darurat, di mana si anak akan segera mati, Gereja malahan memerintahkan untuk membaptis [dan TERUTAMA BAGI KALIAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT, JANGANLAH KALIAN LUPA MELAKUKAN INI]).

Paus Yohanes Paulus 2 yang kita kasihi sendiri mengajarkan, bahwa sebaiknya memang wanita itu di rumah untuk mendidik dan mengasuh anak.

Tentunya di tempat lain (di berbagai ensikliknya) yang terberkati mendiang bapa suci Yohanes Paulus 2 juga menyadari bahwa keadaan sering membuat wanita terpaksa harus bekerja.

Dan kita tentunya sangat sepakat dengan ini (karena itu di atas itu ditulis, "idealnya,
kalau mampu,
kalau bisa,
sebaiknya...")

Namun hendaknya keterpaksaan yang membuat pasangan memutuskan agar sang istri bekerja tersebut, TIDAK DILANDASI OLEH KETAMAKAN.

Kalau memang dari satu penghasilan sudah cukup untuk memenuhi 'basic life necessity' seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan etc pada standard yang 'reasonable' (maksudnya, untuk pangan standard-nya jangan "harus bisa makan lobster paling tidak 3 kali seminggu," untuk sandang standardnya jangan "minimal beli baju di Perancis 1 kali sebulan," untuk pendidikan standardnya jangan "minimal bisa sekolahkan anak di Cal-Tech.") maka tidak perlu pasangannya disuruh bekerja. ~Thanks to Mr Peter Kreeft and His Book: 'Your Questions, God's Answers'.
=========

""Amor patriae nostra lex."--"Cinta Tanah Air adalah hukum kita."

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. Thomas A kempis, 'De Imitatione Christi' II, 2, 2]
*Credit to DeusVult, Evangelos

Source : FB Gereja Katolik

Post a Comment

Previous Post Next Post