Latest News

Saturday, July 13, 2019

Gereja Ini Cuma Ada Dua di Dunia, Salah Satunya di Medan


Gereja ini bernama Graha Bunda Maria Annai Velangkanni. Kata Annai Velangkanni berasal dari Bahasa Tamil yakni Annai yang berarti bunda dan Velangkanni yang merupakan nama dari sebuah desa tempat Bunda Maria menampakkan dirinya.

Desa Velankanni ini terletak di pesisir daerah Tamin Nadu di India Selatan. Di Indonesia memiliki penyebutan yang sedikit berbeda yaitu Annai Velankanni Arokia Matha yang memiliki arti sebagai bunda penyembuh orang sakit.
Gereja berbentuk unik ini adalah gereja bagi umat Katolik keturunan Tamil India di Medan. Terletak di Jalan Sakura III No.7-10, Tanjung Sekamat Medan, gereja ini didirikan oleh pastor James Bharataputra S.J dan dibantu oleh ahli kontruksi bangunan Johannes Tarigan. Pembangunan gereja ini memakan biaya kurang lebih sekitar Rp 4 miliar. (...teruskan baca di bawah ini....)
[https://biarawanindonesia.blogspot.com/2019/07/gereja-ini-cuma-ada-dua-di-dunia-salah.html]






Pembangunan gereja ini dimulai sejak September 2001 dan diresmikan pada 1 Oktober 2005. Peresmian gereja ini bertepatan dengan hari pembukaan bulan Rosario.
Setelah masuk ke gereja ini, kalian akan cukup terkejut dengan interior yang berbeda dengan bangunan luarnya.







Gereja ini memiliki arsitektur indo-mogul, bangunannya berbentuk menara candi terdiri dari dua tingkat, lantai dasar yang dijadikan sebagai aula, lantai pertama merupakan tempat beribadah dan balkon yang memiliki 14 jendela menceritakan jalan Salib.
Kemudian di lantai dua, terdapat patung berdiri Annai Velangkanni dan putranya, patung tersebut dibawa langsung dari India, dan terdapat 20 jendela yang menceritakan peristiwa dalam hidup Yesus.
Tak hanya itu, gereja ini juga dilengkapi tujuh tingkat menara dengan tiga kubah ynag melambangkan surga tempat Allah Tri Tunggal bertakhta.







Gereja Graha Maria Annai Velangkanni dipenuhi dengan relief, lukisan dan ornamen.
Pada bagian pintu gerbang masuk dihiasi miniatur rumah adat Batak Toba dan Karo yang menandakan tidak ada perbedaan suku, bangsa, bahasa, dan kepercayaan. Dengan desain tersebut gereja ini mengajak masyarakat agar memiliki sikap toleransi antarmanusia.
Setiap ornamen dan pewarnaan pada gereja ini dilakukan oleh tangan-tangan amatir dengan desain yang memiliki makna dari kitab suci.
Gereja ini juga dilengkapi taman mini untuk memperingati Paus Yohannes Paulus II.
Bagi para pengunjung yang datang dari luar daerah maupun luar kota, di gereja ini juga disediakan tempat penginapan yang diberi nama Panti Betheni, Rumah Marta, Maria dan Lazarus.







Gereja Velangkanni ini hanya terdapat 2 di dunia yaitu terletak di India Selatan dan di Medan. Gereja Velangkanni yang terletak di India Selatan memiliki ukuran yang jauh lebih besar.
Gereja ini tak hanya dibuka sebagai tempat beribadah saja, namun juga dibuka sebagai tempat wisata bagi masyarakat yang ingin melihat keunikan gereja tersebut.
Walaupun digunakan sebagai tempat wisata, gereja ini tidak memungut biaya bagi siapaun yang ingin berkunjung.
Satu lagi keunikan dari gereja ini yaitu banyak masyarakat yang mengatakan bahwa gereja ini mampu bertahan dari guncangan gempa sebesar 9 skala Richter sekalipun.
Dengan begitu, gereja ini dapat masuk ke dalam tujuan wisata yang wajib didatangi jika berkunjung ke Kota Medan.


Tahbisan Imam SS.CC Dalam Bingkai Kebhinekaan. Oleh Romo Felix Supranto, SS.CC. 21 - 01 - 2019

Tahbisan Tiga Imam SS.CC Dalam Bingkai Kebhinekaa di Gereja Katolik Santa Odilia Citra Raya

Telah ditahbiskan tiga imam baru SS.CC oleh Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, 21 Juni 2019, di Gereja Katolik St. Odilia Citra Raya Tangerang.
Yang menarik dalam tahbisan imam ini adalah kehadiran Kapolresta Tangerang dan Dandim 0510 Tigaraksa besert jajarannya, Muspida, Muspika, tokoh lintas agama dan masyarakat.

Kerukunan dan Toleransi di Kabupaten Tangerang memang luar biasa.


On June 21, 2019 at the Church of St. Odilia, Tangerang, West Java, Indonesia, our three SS.CC brothers: Agustinus Triyono, Shenli Mario Angelo, and Thomas Waluyo were ordained priests by Archbisop of Jakarta, Archbishop Ignatius Suharyo. Thirty more priests and several religious sisters and also about two thousand people attended the celebration of the ordination. What was very interesting was that the event was attended by religious leaders who were members of the Religious Harmony Forum (Forum Kerukunan Umat Beragama), community leaders and Tangerang Polresta (Police District) and Dandim 0510 Tigaraksa (Military District) along with their staff as well as from Muspida (Regency Government) as an illustration of harmony in the Tangerang Regency. After the celebration was finished Provincial Superior Father Bonifasius Payong announced the assignment of each new priest: Father Triyono was assigned to the St. Odilia Parish in Citra Raya, Tangerang, Father Thomas Waluyo was assigned to St. Gabriel Parish in Sumber Sari, Bandung and Father Shenli were assigned to Batam Oase Centre (SS.CC Retreat House) in Batam.




Komunitas Baru di Rumah Retret




Bertepatan dengan hari wafatnya bapak pendiri pada 27 Maret 2019, atas nama dewan pastur Martin Irawan sscc meresmikan pembukaan komunitas baru di BOC dengan nama Komunitas Piere Coudrin Upacara di hadiri oleh anggota wilayah Batam, komunitas Suster dan cabang awam.Para Novis memeriahkan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Romo Lukas (Korwil Batam) dengan koor.Yang ikut dalam konselbran adalah Romo Richard (Piko komunitas baru) dan Pastur Martin.

Sapaan Hati Pater Propinsial SSCC

Salam dalam Hati Kudus Yesus dan Maria
Dalam dunia saat ini, kita sedang hidup dalam arus perkembangan teknologi yang begitu pesat dan cepat. Manusia terkoneksi satu sama lain dalam dunia baru yang di kenal dengan nama “dunia digital”. Setiap pribadi dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi dari berbagai belahan dunia. Tidak heran jika dunia saat ini menjadi “mega Modial Metropolitan”. Situasi ini mengundang kita untuk memikirkan dan mengembangkan model pastoral baru yang effectif untuk menyapa setiap pribadi dalam kesibukannya masing-masing.
Setelah terpilih sebagai Propinsial SSCC Indonesia periode ke dua, sebagai Pimpinan saya merasa perlu untuk mengembangkan karya baru di bidang dunia informatika dan media sosial. Hal ini seiring dengan ajakan Bapa Paus Fransiskus kepada semua religius untuk mengunakan media sebagai sarana pewartaan baru Injil. Karena itu saya mengajak para saudara dan keluarga besar SSCC untuk dengan bijaksana menyapa dunia lewat media internet dan sosial media lainnya.Semoga kehadiran media sosial ini semakin membantu kita dalam setiap karya pelayanan.

Salam dan Doa
Rm Bonifasius Payong, SSCC

Nande Kekelengan,Lagu Pop Karo Ciptaan Angelo PK Purba OFM Cap,Dengarkan...dan Bagikan !

Tags